Tampilan depan Tanamur | Foto diambil dari Tribun NewsTanamur saat itu bagaikan obat untuk masyarakat Jakarta yang sedang terjangkit demam disko. &nbs
Masih saja saya tersenyum kalau mengingat peristiwa ini. Sebuah pengalaman istimewa yang saya dapatkan saat pertama kali masuk ke diskotek atau kelab
Kota besar merupakan wilayah yang cepat menerima informasi baru dan hal ini menyebabkan lebih mudahnya masyarakat terpengaruh oleh budaya-budaya baru.
Diskotek itu destinasi wisata rohani yang menguras tenaga psikis. Bagi yang masih haus kasih sayang tetapi tidak tersalurkan datang saja ke diskotek.
Pagi tadi, seorang rekan yang bernama Henhen (nama samaran) mengatakan hal yang mengejutkan. Mengapa? Karena dia biasanya hanya bicara hal-hal "receh"
Saat berada di tempat hiburan malam kita biasanya mendengan suara lagu musik DJ (deejay), aroma alkohol yang menyengat, dan kerlap-kerlip lampu diskot
Insomnia membuat aku seperti seekor kelelawar, harus tertidur menjelang sang fajar tiba dan terbangun ketika sang fajar hampir menghilang. Aku benci,
Dunia malam adalah aktivitas yang ada saat malam tiba. Hiburan malam, tempat hiburan, dan para penikmatnya adalah satu paket pengisi dunia malam. Mala
Saya tentu tak bisa menyumbangkan uang atau tenaga karena untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja masih ngos-ngosan. Saya juga tak mungkin mengambil
Mata Bambang tampak merah menahan kantuk. Di tangan kanan dan kirinya terjinjing kardus besar. Dengan langkah terhuyung-huyung karena menopang sebuah
[caption id="attachment_229349" align="aligncenter" width="640" caption="Sumber Gambar: http://vimeo.com/29922708"][/caption] Sebagai ibukota NKRI(Ne
Jarum jam menunjukkan pukul 11.00 malam. Masih terbilang "pagi" untuk ukuran waktu di dalam diskotek yang selalu tampak temaram. Lantai dansa yang ber