Kini, Indonesia melangkah maju. Meski banyak rintangan harus dilalui.
Kala di mana gelap dan kabut menari-nari 'Tuk menutup bumi, menghalangi keindahan
Di pagi cerah bulan Mei yang agung. Bangkit semangat yang lama terpendam
Panas terasa. Pendingin mati. Kipas angin diam.
Puisi ini dibuat karena saya hanya memiliki 1 bulan tersisa di sekolah kesayangan saya
Percayalah, aku akan selalu mencintai-Mu dengan kesungguhan hati.
Magisnya pudar, skill tak lagi memukau. Trofi demi trofi gagal diraih. Tiada lagi dikenang.