Hadapi ketidakpastian global, Indonesia butuh strategi cerdas di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran untuk 2025."
Kerjasama ekonomi akan meningkatkan hubungan antar negara dan akan memberikan keuntungan kepada kedua negara jika negosiasi yang dilakukan dengan baik
Indonesia menempati posisi ke-7 sebagai pemasok perhiasan ke pasar UEA
Diplomasi ekonomi telah menjadi instrumen penting dalam kebijakan luar negeri Indonesia, terutama sejak Presiden Jokowi menjabat 2014.
Diplomasi ekonomi melibatkan penggunaan sarana ekonomi untuk mencapai stabilitas politik dalam negara dan penggunaan sarana politik dalam negosiasi
Indonesia dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki negara, seperti potensi sumber daya alam dan manusianya, sehingga dapat memperkuat posisinya.
Strategi diplomasi ekonomi Indonesia juga dilakukan dengan kreatif, aktif, antisipatif, transparan, dan sesuai dengan amanat konstitusi Indonesia
Indonesia aktif melakukan diplomasi mendukung pertumbuhan ekonomi global, salah satunya lewat partisipasi BI dalam berbagai forum bisnis internasional
Sebagai tuan rumah G20, Indonesia mencapai banyak manfaat terutama di bidang ekonomi.
Dari sisi Indonesia, sektor UMKM dipilih sebagai motor dan penggerak, karena di sinilah tulang punggung ekonomi terbesar nasional berada.
Indonesia memiliki peluang ekspor yang besar dalam IJEPA, Indonesia perlu mengembangkan komoditasnya agar daya saingnya meningkat
Indonesia mengimplementasikan IK-CEPA dengan harapan besar, bertepatan dengan genapnya 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia dengan Korea Selatan
Demi menjaga hubungan diplomatis yang erat dan, Indonesia dan Australia menjalin diplomasi di common ground yaitu di sektor ekonomi melalui IA-CEPA
Diplomasi ekonomi menjadi prioritas pertama dalam pelaksanaan politik luar negeri Indonesia.
Perhentian terakhir dari lawatan Presiden Joko 'Jokowi' Widodo ke Asia Timur adalah Korea Selatan (Korsel) pada 28/7/2022.