Puisi tentang hati dan kesedihan, menggugat hanya sanggup lewat kata.
Pertemanan bukan harus pertemuan. Merdunya syair seperti pujangga alunkan tembang
Puisi ini kupersembahkan buat kita kita yang mengagumi cinta dan kasih sayang
Di ufuk timur kau bangkit memancar Dengan sinar yang mengusir kegelapan malam Menyingsingkan senja menyambut pagi
Ku layangkan pandangku, pada rembulan di atas sana. Sekelebat sadar menusuk rasa
Dikau memang sudah tak lagi bersamaku dinda, tapi di lapangan ini, di antara gema takbir, tetap inginku laporkan padamu. Dinda cucu kita sudah sekolah
Harapan Dikau. Sebuah diksi teuntuk dikau yang kucintai
Bak rembulan, senyummu menyibak awan-awan kelabu
Gugur layu kembali rekah di era baru penghormatan. Adorsi sejarah, bukan sebutan atas titik juang sang generasi muda
Jangan pernah ingat lagi kisah pahitnya, hiasi saja dengan ingatan manis beromansa.
Puisi "Nyayian Kedinduan" dipersembahkan untuk para pahlawan kemerdekaan RI
Tampil diri penuh pesona, dalam ambisi demi percaya diri
Puisi menyambut September, musim yang sama tetap terasa galau nan gaduh.
Dikau menyembunyikan bayangan, harapan rindu kan menemukan angan, membiarkan detak irama sepi melambari permukaan bumi. Menguar, menempel pada lusinan
Aku mengingatnyaSaat terputus sia-siaAku mengingatnyaSaat hancur dalam tikaiAku mengingatnyaSaat teriris anak daraDan aku mengenangnyaSaat bersamaTida