Jadi decluttering merupakan sebuah aktivitas untuk mengurangi beberapa barang milik kita yang sudah tidak diperlukan lagi.
Decluttering. Akan aku jelaskan, yaitu Menyisihkan barang yang masih berfungsi dengan baik, tetapi memang sudah tidak terpakai lagi.
Tindakan Decluttering ternyata tidak sekedar menyortir barang dan membuangnya. Perlu dipikirkan ketika mendapatkan barang hanya berdasarkan keinginan
Decluttering sudah berkembang ke berbagai aspek kehidupan dan salah satunya adalah decluttering digital.
kalau mau mulai merutinkan kegiatan ini, bisa mulai dari yang kecil dulu
Rumah yang berantakan adalah wajar, apalagi bila kita tinggal bersama keluarga dan punya anak kecil. Namun kalau dibiarkan bisa bikin stress.
Long weekend saat libur Idul Adha ini tentunya harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Artikel berikut memuat ide kegiatan saat long weekend ini.
Tertarik untuk hidup minimalis? Cek dulu kriterianya, yuk..
Hobi decluttering secara teratur cukup efektif buat menjaga kerapian rumah. Bukan hanya baju tapi juga barang-barang lain yang ada di rumah.
Di jaman serba elektrik, pembengkakan tagihan listrik menggelitik. Ada pilihan gaya hidup yang bisa kita terapkan jika ingin sehat luar dalam.
Decluttering memang erat kaitannya dengan orang-orang yang yang menghendaki kehidupan minimalis.
Hampir frustrasi karena banyak barang di rumah? Mampir baca ini, yuk..
Declutter barang di kamar, kantor, dan rumah sudah biasa. Bagaimana dengan declutter mind?
Dengan decluttering, kita jadi tau mana saja barang-barang yang masih bernilai bagi kita, baik itu dari segi fungsi maupun emosi.
Lifestyle Minimalism salah satunya Mark Zuckerberg, milyarder dan founder Facebook dari penggunaan outfit kaosnya yang selalu itu saja warna monokrom
Salah satu jebakan declutering ialah pikiran “siapa tahu nanti butuh".
Ketika memiliki rumah sempit, maka hidup minimalis bukan lagi menjadi pilihan, tetapi menjadi tuntutan. Bagaimana menjalaninya?
Pernah makan nasi dengan seperempat telur rebus? Dengan kecap? Atau dengan garam? Pakai baju lungsuran? Buku bekas kakak kelas? Kaos kaki pakai karet?
Media online sebagai basis promosi semakin masif dan juga berkembang, tanpa disadari hal ini menimbulkan kebiasaan shopaholic di kalangan masyarakat.
Apakah decluttering hanya sekedar membuang barang saja atau bermakna lebih dari itu?
