[caption id="attachment_209422" align="aligncenter" width="473" caption="Grafis MWA-- DKNM #03/22"][/caption] (1) Rudolfo Moravia merasa lega bah
(1) Sejak tengah hari Tunting telah mempersiapkan diri untuk mengikuti prosesi mandi kembang diasapi setanggi --- mBok Atun tersenyum bersyukur bahwa
(1) Karsiyem menangis berlinang air mata, mengenang dan menantikan berita serta kedatangan kekasihnya --- Kolonel Rudolfo Moravia. Ia selalu kuatir t
(1) Diskusi Kolonel Rudolfo dengan Asisten Residen Oostkust Van Stien berlanjut --- Rudolfo sudah tidak sabar untuk menuntaskan langkah-langkah yan
(1) Kontingen Legiun Afrika sebagian telah berada di Purworejo, sebagian lagi telah berada di kantong-kantong di Aceh Besar --- pasukan inti sedang d
(1) Dasarnya Tunting Wulandari gadis yang cerdas --- sedari kecil telah biasa mengolah pikiran. Mendengar berbagai Ajaran Kejawen --- Kejawen yan
(1) Di Bandar Sinembah Kolonel Rudolfo setelah melihat-lihat areal yang menjadi Perkebunan para investor Jerman-Swiss-Bavaria, ia membuk
(1) Bulan Purnama Sura bulan Agustus 1872 sebelum keberangkatan Tunting Wulandari dan mBok Atun ke Susteran Ambarawa --- mereka duduk d
(1) Untuk memantapkan Kolonel Rudolfo berdinas menghancurkan pemberontak Aceh --- Jenderal Elberg mengirim utusan ke Pulau Penang, Mayoor Scherer
(1) Rumah Rudolfo dengan Karsiyem berada di bukit yang menghadap timur --- di Bukit Bendera berhadapan dengan Tasik Gelugur di Tanah Semenanjun
(1) Pulau Penang adalah salah satu Bandar pelabuhan yang sangat ramai di Selat Malaka --- kejayaan Kerayaan Melayu telah berakhir di sana --- malah K
(1) “Mungguh ugering ngaurip/ uripe lan tri prakara/ wirya arta tri winasis/ kalamun kongsi sepi/ saka wilangan tetelu/ telas tilasing janma/ aji god
(1) Tampak sekali Adipati Jengkel, ia berkali-kali bersungut mondar-mandir di Pringgitan. Terdengar keluhannya, “Wes, wes --- ambles kabeh ……………….
Terkadang terdengar raungan motor --- Mila menjulurkan kepala keluar jendela. Pasti pasangan muda atau remaja sedang menunggang speda motor, berpeluka
Pria itu naik tergopoh-gopoh --- di bahunya tergantung ransel, di tangan kirinya tas kain berisi buku dan Koran, masih ada kresek hitam kecil terbelit
(1) “Tunting --- para bangsawan dan ningrat Jawa bangkrut, mereka adalah manusia yang besar-besarnya menetek pada susu Hindia Belanda --- mereka be
Desa itu biasa-biasa saja --- sebahagian penduduknya merantau ke Jakarta atau kota lain, sebagai pedagang baso, warung nasi, penjual jamu gendong ---
(1) Masa itu indah sekali --- kami kuliah di Fakultas Ekonomi, universitas yang baru dinegerikan. Hati sangat berbahagia menyusuri jalan utama di kot
Memang ruang tambahan di atas samping timur rumah mereka --- cukup melegakan. Dari sana bisa mata melepas pandang ke arah timur, di sana ada beberapa