Puisi ini menggambarkan kerinduan jiwa akan Tuhan, menemukan cinta-Nya dalam keheningan. Apakah kita terpisah, atau satu dalam kasih yang abadi?
Kejarlah daku kalau dirimu mampu, Seorang Wanita ingin kekasihnya berjuang untuk mendapatkannya.
Jika mungkin sebuah pintu mungil pada padang pohon rindang, sabana hening tempat kita bertemu; terimalah daku.
Ibu, kurindukan hari-hari bersamamu saat kita menyiangi padi di sawah dengan bahasamu yang selalu penuh kasih
Kesedihan seorang anak dalan keluarga sbg anak tiri, masih menjadi trauma sampai saat ini
Merasa paling menderita dalam hidup bukanlah hal yang bijaksana. Orang lain pun mendapat porsi ujian yang paling layak menurut Penciptanya.
Dikau memang sudah tak lagi bersamaku dinda, tapi di lapangan ini, di antara gema takbir, tetap inginku laporkan padamu. Dinda cucu kita sudah sekolah
Sajak ini aku tulis kala aku sedang menunggu seseorang. Aku duduk ditemani lentera yang berdiri hanya nyala sendiri dan itu adalah lentera terakhir.
Harus kukatakan dengan jujur bahwa kesimpulanku telah sampai pada mencintaimu bukan hanya suatu kebodohan tetapi juga sebuah aib. Aib yang perlu bagik