Menyongsong masa kini dan hari depan dengan rasa lapar dan dahaga kaum marginal
Demi sebuah perasan cinta, rela melakukan apa saja untuk membuatmu selalu lebih baik.
Hal yang terlintas saat buka puasa ketika tidaj berpuasa.
Puasa Ramadan yang kita laksanakan sama sekali tidak ada artinya di sisi Allah jika kita tidak salat, tetap bermaksiat, dan tidak memperbaiki akhlak.
Kenanganmu untukku hanya sebatas itu
selamat malam tuan-tuan izinkan aku beristirahat sejenak tubuh ini terasa letih
Saat cuaca yang panas, tak ada yang lebih menyegarkan daripada segelas es teh yang dingin. Kalo kamu lebih suka cari apa untuk melegakan dahaga?
saat sang petang perlahan tiba dari balik-balik rimbun akasia duduk bersandar aku sedikit rebah
Ibu, kaulah sosok alasanku hidup. Akan wajahmu yang anggun bak melati. Akan pelukmu nan hangat bak senja.
sepintas, ruang-ruang hampa diperut, senantiasa berdendang mengalunkan nada-nada kelaparan.
Ada banyak hikmah di balik perintah ibadah puasa!
Cintamu serupa sajian air laut bagi musafir yang kehausan. Berlimpah namun tak tertelan
Dulu, Aku adalah hujan bagi dirimu yang kehausan, kini AKu hujan yang meranggas kepedihan
Akan apa yang dikata kekurangan, Harta atau tahta, Bukan sekedar kekayaan semata
Kesetiaan terhadap klub kebanggaan as roma berbuah manis, setelah puasa gelar 14 tahun dengan meraih gelar juara UECL (UEFA Europa Conference League)
Rincian pertama dari sembilan puisi tentang sulitnya mengulangi lapar dahaganya badan ini. Semoga bermanfaat.
Makanan, minuman halal tersedia, tak ada menyaksikan; tidak dinikmati. menghindari amarah, lisan buruk, mengambil bukan hak: karena puasa.
sungguh, kesombongan adalah tangan rapuh yang tak dapat memberi pertolongan apa-apa
Puisi tentang situasi dan kondisi di sebuah pelabuhan
Sebuah kerja keras yang dibayar dengan penderitaan dengan dalih gaji adalah imbalan duniawi.