Novel Muhammad Subhan Hari sudah hampir sore. Tapi belum juga ada tanda-tanda orang akan menjahitkan sepatu atau sendal mereka yang rusak. Benarlah
Novel Muhammad Subhan Latihan Pramuka sore itu memang sangat melelahkan. Peluh mengucur di seluruh tubuhku dan bajuku basah. Malamnya aku merasakan
Novel Muhammad Subhan 21 KACU PRAMUKA Suatu hari di Sabtu pagi, dua orang anak laki-laki dan seorang anak perempuan berseragam Pramuka masuk ke
13 MALAM TAKBIRAN Tanpa terasa tujuh bulan sudah kami menempati rumah kontrakan di Kampung Jawa Lama yang tak jauh jaraknya dari laut itu. Secara
Novel Muhammad Subhan Tapi itu adalah kenyataan. Din Patuk sudah mendapatkannya. Dia mengantongi uang itu. Lalu mencari lagi, mengorek-ngorek tanah
Novel Muhammad Subhan 12 MENCARI UANG RECEH Bapak akhirnya bekerja. Menjahit sepatu. Bapak mendapat tempat di sebuah gang di samping pertokoan
Novel Muhammad Subhan Bapak belum mendapatkan kerja tetap. Kota Lhokseumawe semakin panas saja. Aku lihat rambut bapak mulai beruban, kian hari sem
Novel Muhammad Subhan Angkot terus melaju membawa tubuh kami anak beranak. Menuju terminal. Rumah Nek Ani semakin menjauh. Tubuh kawan-kawanku yang
Novel Muhammad Subhan Ah, terlalu berat perpisahan ini. Terlalu cepat perjalanan waktu. Rasanya baru kemarin aku tinggal di rumah yang dibangun bap
10 PINDAH KE ACEH Pindah ke Aceh, ke kampung bapakku, tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Bagaimana bentuk negeri itupun aku tak tahu. Dan, sor
Novel Muhammad Subhan Bapak menunggu di ruang kepala sekolah. Aku berjalan mengikuti Pak Lukman ke ruang kelas. Dari kejauhan masih kudengar suara
Novel Muhammad Subhan Habis sudah harapan di rumah tengah sawah. Semua telah rata dengan tanah. Keluargaku malam itu menumpang bermalam di rumah Ne
9 PENGGUSURAN Keesokan hari hingga beberapa hari berikutnya, aku, Bondan dan Anton bergerilya mencari tambahan uang untuk membayar ganti rugi pot
Novel Muhammad Subhan Keesokan harinya, kami menjalankan misi yang sudah dipersiapkan kemarin. Kebetulan hari itu hari minggu, jadi kami tidak ber
Novel Muhammad Subhan 8 GARA-GARA POT BUNGA Ayah si Anton, tetangga rumahku di tengah sawah bekerja membuat pot bunga dari olahan pasir dan sem
7 BERJUALAN TEBU DI SEKOLAH Tembung di tahun 80-an banyak penduduknya bertanam tebu. Beberapa pengusaha Tionghoa membangun pabrik pengolahan tebu
6 CITA-CITA BONDAN Sejak memenangkan adu layangan melawan empat anak kampung tetangga, aku dan Bondan berjanji untuk saling tolong menolong. Kami
Novel Muhammad Subhan Dari sudut lapangan kulihat keempat anak brandalan itu tertawa mengejek. Layangan mereka telah melenggak-lenggok di angkasa.
5 ADU LAYANG-LAYANG Aku tak suka bermain di sawah, apalagi menangkap belut. Walau berkali-kali Bondan mengajakku memancing belut, hampir semua aja
Novel Muhammad Subhan Sampailah kami di gundukan bukit kecil yang banyak pohon petainya itu. “Kau panjatlah pohon itu, kumpulkan petai yang masa