Seorang petani tua menerima sepucuk surat. Segera ia pergi ke rumah temannya. Mukanya merah dan melotot saat surat itu dibacakan. Ada apa gerangan?
"yah, nanti kita jadi kan main sepakbola?" tanyaku sambil duduk di samping ayah. Keheningan menyelimuti dan aku menunggu jawaban ayah.
Hingga sore tiba, kami berpisah. Aku menuju parkiran dan terkejut. Hal yang tak pernah kubayangkan, apakah itu?
Matahari menyengat kulit namun sang istri belum kunjung datang. Pak Adi pulang ke rumah dan dilihatnya peralatan dapur berserakan. Apa yang terjadi?
Kakiku menendang dandang, tersingkap pawon acak-acakan. Aku rindu kami bisa berkumpul kembali.
Saat teringat belum bungkus kado. Lalu ke toko sebelah beli kertas kado tapi habis. Akhirnya menemukan di toko lain. Ketika dibuka, lhoo ...
"Andai aku memilih itu, mungkin tak seperti ini, " lamunan Fadly melayang pada suasana bertemu dgn teman-teman SMA nya. Apakah yang disesalkan Fadly?
Ketika aku terbangun oleh suara alarm. Aku bersiap berbenah diri. Lalu Ardi menanyaiku, tapi aku hanya diam. Apa yang terjadi padaku?
Tak ada kabar setelah perdebatan waktu itu. Tiba-tiba terdengar suara lembut yang koyakkan hati. Siapakah dia?
Suasana kelas begitu tenang, terlihat Bandi & Rendi asik memainkan penghapus berwarna biru. Milik siapakah itu?
Sinar mentari menembus jendela. Ternyata pukul tujuh. Aku segera bersiap, sampai kuabaikan suara emak. Tapi Dewi Fortuna tak berpihak padaku.
Terik tak buat patah arang tuk mengantar penumpang. Hingga kembali ke tempat mangkal & membaca halaman 8. Hatiku tersontak, apa benar?
Masa paling menyenangkan adalah masa remaja. Mendapat kiriman puisi, cover lagu serta ngobrol di telepon buat hati berbunga-bunga. Apakah ini cinta?
Rembulan menjadi saksi perpisahan kami. Perpisahan dua insan yang masih menyimpan rasa. Apakah rasa ini akan memudar dan tergantikan?
Tak ada notifikasi masuk. Tak ada panggilan ataupun pesan. Bahkan pesan itu belum dibaca. Suara mailbox membuat hatiku gelisah. Dimanakah kamu?
Kriiik ... kriikk ... kriikk, suara yang menemani kesenduan. Waktu menunjukkan dini hari. Mengapa hati ini gelisah?
Aku berada di sebuah kapal besar yang kokoh. Tiba-tiba ada angin ribut menyerang. Bagaimana dengan kapal?
Langit kelabu, hujan rintik mewarnai kalbu. Sendu menghiasi prosesi pemakaman. Terlintas sosok ayu, Aulia kah itu?
Indah sore dengan langit mendung. Terlihat pemandangan dua sejoli di taman. Keseruan apa yang mereka perbincangkan?
Sang mentari tepat di bawah ubun-ubun. Kakinya melangkah di bawah pohon rindang. "Aduchh..." teriaknya. Apa yang terjadi?