Kisah tentang pesan terakhir seorang gadis berpenyakitan untuk sahabatnya.
Cerpen tentang persahabatan dua gadis sejak kecil hingga dewasa. Namun harus hancur karena kehadiran sosok yang menimbulkan kebencian diantaranya.
Tumbal [8] Rahasia yang terkuakBuku harian bapak itu sungguh membantu kami karena 55 tahun telah lewat semua tergerus waktu walau aku tahu  
Dokter mencecarku dengan bermacam pertanyaan. Sejak kapan aku selalu gugup, takut, gelisah, dan histeris melihat hujan.Kujawab, sejak aku kehilangan N
Bagian 1(Neni Nurachman)Riuh, walau sosok mungil berseragam telah ada di depan kelas. Pesawat kertas terbang dari semua penjuru, saling berbalas.Ketuk
Hatiku baru saja mati. Terbunuh oleh pusaran dendam. Jika seumpama kau datang, dengan apa aku akan kau hidupkan?--------Hell Cafe, 21.00 WIBPraaang!!!
Gelas kristal yang masih terdiam di meja itu seakan memanggil-manggilku dengan lantang. Ambil aku, berikan padanya, maka kau akan bebas, Aluna!Aku mas
Ketika para penyair sibuk memilih diksi untuk mengungkapkan perasaan mereka. Aku malah sibuk memikirkan diriku sendiri.Aku Aluna.Sekarang aku sudah be
"Peluklah dia, sayang. Balas setiap cumbunya. Cintailah dia untukku."Wanita itu mengikat rambut anak gadisnya, mengepangnya jadi dua. Disematnya beber
Aku mengangguk walaupun sempat terdiam sebentar. "Yeah, has he ever?""Selama lima tahun ini? No," ucapnya sambil menggeleng pasti. "nggak pe
Diawal kisah yang seharusnya aku tidak menerimamu menjadi kontak di social mediaku hingga berakhir menjadi teman dekatku. Ini kisah tentangmu dan kopi
Cerita pendek bersambung.PengantarCerita pendek ini pernah saya tuliskan secara bersambung di grup wowapp sesuai dengan kapasitas jumlah ksta yang ada