Aku mengerjap, lalu tersenyum menatapnya. Dua anak karya telah lahir dari rahimnya, selembar kertas yang kupungut di tepi jalan.
Demi apa dia malah tertawa dengan suara sumbang seperti itu. Rasanya ingin kusumpal mulutnya yang tak bisa berhenti berbicara sejak semalam.
Setiap kali matanya terpejam, Delvi sering kali diseret oleh mimpi yang membuatnya terengah-engah. Pertama-tama, matanya mendapati sebuah ruangan