Kisah persahabatan Fatimah dan Yemima, dua anak perempuan dengan latar belakang berbeda di tengah sisa duka lara yang bisa kapan saja memisahkan.
Aku mengerjap, lalu tersenyum menatapnya. Dua anak karya telah lahir dari rahimnya, selembar kertas yang kupungut di tepi jalan.
Lebaran tinggal menghitung hari. Seperti para perantau lain, Diman juga ingin pulang.
Tahun ini merupakan Ramadan terakhir untuk ayah, karena ayah meninggalkan kami beberapa hari menjelang Idulfitri.
Cerita pendek yang mengharukan. Berkisah tentang rindu seorang anak pada ayahnya menjelang hari raya. Bagaimana kisahnya? Sila baca cerpen ini.
Siapapun yang dapat memindahkan masjid tersebut akan mendapat hadiah yang melimpah.
Aku tiba-tiba menjadi semakin takut dosa. Apalagi setelah aku berwudhu dan mulai berbaring di pojokan masjid.
Bulan suci ramadan, bulan yang mana kusebut sebagai tamu agung, tamu yang selalu kudambakan.
Antreas, andaikan ini Ramadan terakhirku, akankah Bumi menjadi lebih baik? Aku tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi tentu kamu tahu.
Kini bulan Ramadan kembali hadir di hadapanku. Kenangan duka yang kurasakan akan menjadi pemicu semangat hidupku
"Hilal telah tampak, Mbah. Besok jadi kita lebaran"Mbah Tun cuma manggut-manggut mendengar ucapan Parmin. Dalam hatinya ia menyimpan segudang tanya, h
"Hey, kamu anak sarungan. Apa yang bisa kamu banggakan dengan hanya sarungan?" lontaran pertanyaan pemuda Belanda kepada salah seorang santri.Zaman pe
Suara melengking dari arah belakang rumah membangunkan Bu Nurdiasih yang masih bergelung selimut berbulu. Lengkingan tersebut serta merta membuat mata
Lembayung senja bergelayut di sepanjang garis laut, sementara mendung muncul sporadis di beberapa sudut langit yang menua, pertanda sebentar lagi akan