Andar mencabuti rumput yang tumbuh liar di atas makam ibunya. Beberapa tetes airmatanya jatuh di tanah. Penyesalannya begitu dalam di sore
Lebaran itu.....Ibu, aku masih ingat tempat kau dulu duduk di teras dengan benang rajutan di tanganmu. Berkali kali kau harus membetulkan letak
Di titik tempat kita berada sekarang. Beberapa pasang mata selalu mengikuti dengan tekun. Kita bergerak, maka mereka juga bergerak.
Pertemuan itu membuatnya jemu. Hanya kalimat kalimat basa basi yang menanyakan apakah dia sehat sehat saja. Berapa anaknya. Istrinya
Silvi tersenyum mengejek,"Feb, ini adalah sebuah kutukan. Aku selalu dikejar cowok berkelas....."Febi ikut tersenyum. Malas. Silvi selalu