“Bagaimana pula aku menjadi warna, jika kau enggan untuk berada,” tuturku seraya memikirkan tutur ibumu.
“Biarkan menetap sejenak, sekalipun suatu hari akan hirap,”
“Bisakah aku mendapatkan tanyamu tuan?” tuturku berbisik yang tak didengarnya.
Saat sembilan belas menit tak lagi sama seperti sedia kala.
Pekat namun tak terlihat Dengan senyum tersembunyi Tanpa tahu pasti