Kerja saya malam sabtu waktu pukul 7:00 ketika itu saya sedang berkumpul dengan orang tua sambil melihat televisi dan berbicara satu sama lain
"Itu Peta Piri Reis, peta Dunia, hmm.. masak belum tahu juga Di.. Lem..?"Sudirman hanya senyam-senyum saja melihat keduanya...
"PANGLIMA! PANGLIMA! GAWAT!" "ADA KEMBANG API BESAR, EH, MAKSUD SAYA MELUNCUR KEMARI!""TERBANG! TERBANG KEMARI!"
Sebuah Catatan Penyintas Covid-19. Badai pandemi yg seolah tak kunjung mereda akhirnya menyapa keluarga kami juga.
"YA CUKUP BESAR MEMANG, TAPI SEBENTAR LAGI AKAN KITA BUAT KAPAL YANG DICAT HITAM ITU JUGA TERBAKAR DIMAKAN API!"
Ketidaktahuan seringkali dipandang sebagai kekurangan atau kelemahan. Namun, dalam banyak kasus,
“Memang sudah dari kecil aku membayangkan untuk terbang, meskipun tak benar-benar sesuai keinginan..."
“Hahaha, bahkan mimpi pun bisa dimanipulasi Abdi! aku hidup lebih lama dari dirimu, bagaimana kalau kukatakan dulu ada banyak?”
mengenai sejarah Malaka, kami yakin tempat seterkenal ini pastilah ada di mana-mana referensinya, siapa tahu bisa menjadi alasan untuk kemari lagi...
"Ehm! Bukan, bukan itu Tuan Hang Tuah, yang itu mereka belum tahu," Imam Hassan segera berucap. Keduanya cukup lama saling bertatapan...
"ABDI JANGAN DIKEJAR! PERGI! PERGI KALIAN!" teriakan Dalem menggema di lorong...
"Mata dibalas dengan mata! Hidung dengan hidung! Telinga dengan telinga! Gigi dengan gigi!" "dan nyawa dengan nyawa!"
"Iya.. ini pakaian pelayan Kraton Mataram.. agak sedikit sama warnanya dengan warna pakaian prajurit Parahiyangan tapi lebih tua birunya..."
"Panggil mereka! Alhamdulillah semua sekoci ke Nusa selamat!" "SEKOCI SEMBILAN!! WOOOOIIII!"
...sambil merapikan ujung terpal di dekat tepian sekoci "Yup, betul sekali, kita sandikan dengan penyu hitam..."
"Kalian, bawa meriam kemari, tiga-tiganya!" kalimat itu menjadi perintah terakhir kapten Sudirman kepada prajurit Mataram...
Di jendela terpantul bayangan dua orang yang semenjak Isya' tadi menemaninya. Ia pun berbalik untuk mencari tahu apa yang sedang diobrolkan keduanya..
Pemerintahan merupakan kerjasama antara Sultan, Ulama, serta wakil-wakil dari pulau di sekitar Buton yang mewakili berbagai suku bangsa di sana.
Diri rela dikorbankan demi keselamatan NegeriNegeri rela dikorbankan demi keselamatan PemerintahPemerintah rela dikorbankan demi keselamatan Agama!!
Di antara sekian banyak bulan dalam setahun, Desember yang selalu terkenang. Paling tidak bagi saya.