Kita memang bukan siapa-siapa. Kita hanya disuruh berbuat baik dan menebar manfaat. jadilah literat!
Taman Bacaan Masyarakat (TBM) memang sosial tapi bukan berarti diurus asal-asalan. Pastikan komitmen dan konsistensi ada di taman bacaan
Catatan literasi, jangan takut kehilangan apapun. Tapi takutlah bila kehilangan diri sendiri akibat pengen menyenangkan orang lain. Jadilah literat!
Dialog peladang dan tuan besar di kaki Gunung. Ide brilian ruan dari kota besar tentang berkiprah secara sosial. Seperti apa?
Lelaki tua di lorong rumah sakit. Mau apa lagi, selain berbuat baik dan menebar manfaat
Ketika dunia ada di tanganmu, saat kematian pun ada di pelupuk matamu. Jadikan akhirat di hatimu. Tetap menebar manfaat di mana pun
Ternyata, hidup dan semuanya tentang menunggu. Menunggu mati di saat masih hidup. Sebuah catatan literasi HUT ke-6 TBM Lentera Pustaka Bogor
Taman bacaan dan pegiat literasi dilarang membandingkan diri dengan orang lain. Soal rezeki udah ada jatahnya masing-masing, nggak usah gelisah.
Apa yang dikejar, apa yang dikumpulkan, dan akhirnya berujung di tempat sampah. Masihkah lalai dalam beribadah kepada-Nya.
Banyak orang mendefinisikan bahagia terlalu rumit dan njelimet. Lebih baik sederhanakan bahagia, seperti apa?
Banyak orang hari ini pesmis, penyerah, dan hidup tanpa tujuan. Tapi bila ditanya, pengennya sukses dan maju. Mentalitas seperti itu mau apa?
Nggak usah bertekad senangkan semua orang karena itu mustahil. Cukup kerjakan yang baik di mana pun dan jadikan hidup lebih berharga mumpung ada waktu
Jangan khawatir, semua pasti ada balasannya. Kerjakan saja yang baik dan menebar manfaat untuk orang lain. Dan biarkan waktu yang akan membuktikannya
Catatan pegiat literasi, saat Anda melihat ke belakang pasti tersesat. Maka di taman bacaan, spiritnya hanya terus melangkah dan bergerak maju!
Semua berawal dari cara pandang terhadap diri sendiri. Saya nggak mungkin sukses, self identity kok pesimis. Terus mau bagaimana?
Apapun di dunia ini sudah ada kadarnya. Untuk apa segudang rencana tanpa eksekusi. Sebaik-baik manusia itu yang paling bermanfaat untuk orang lain
Sibuk pengen merayakan akhir tahun dan bikin resolusi awal tahun. Tapi sayang, ternyata sudah tidak mau belajar apalagi introspkesi diri. Kok bisa?
Kenapa daun yang kecil bisa menutupi bumi yang luas? Karena manusia kurang sabar dan kurang bersyukur. Jadilah literat!
Banyak yang pengen jadi orang besar tapi sebatas omongan. Tapi tindakannya nol besar. Taman bacaan justu hanya kerjakan yang kecil asal bermanfaat.
Zaman canggih, fisiknya sehat tapi hati dan pikirannya sakit. Lebih gemar menyalahkan orang lain tanpa memberi solusi. Tanya diri sendiri, sehatkah?