Analisis Bahasa Kiasan dalam Novel "Cantik itu Luka" Karya Eka Kurniawan
Tidak selalu terlahir cantik menjadi kebahagiaan, seperti Si Cantik dari tulisan Eka Kurniawan
Jika ditanya buku apa yang berkesan buat saya, maka saya akan menjawab novel Cantik itu Luka dari Eka Kurniawan.
Karya sastra adalah cerminan kehidupan yang membuat kita dapat memahami dunia. Berikut adalah perbedaan sastra serius dan populer
Apa itu perbedaan antara novel populer dan novel adiluhung? Novel populer adalah novel yang dimana buku tersebut tentunya diketahui dan dibaca oleh ba
Kita hanya bisa bercerita kepada tuan pemimpi melalui tulisan fantasi. Kemudian pada bacaan pertama mengajari betapa beratnya tolakan
Stereotip manusia kepada kecantikan yang katanya selalu menjadi pemenang dunia.
artikel ini khusus membahas tentang mitos/ fakta ungkapan cantik itu privilege, karena hal ini sering diperdebatkan oleh penduduk digital.
Fenomena yang dibangun dalam buku "Cantik Itu Luka"
Novel Cantik Itu Luka karya Eka Kurniawan mengisahkan perempuan yang memiliki 4 anak dan tanpa suami.
Resensi Novel Cantik Itu Luka Karya Eka Kurniawan.
Kompasiana coba rangkumkan 3 resensi novel "Cantik Itu Luka" Eka Kurniawan, dengan harapan bisa lebih memberi pandangan baru atas ucapan Dewi Ayu.
Dalam satu jam terdapat 2-3 pelecehan seksual di ruang publik, ini menandakan jika Indonesia masih jauh dari kata aman terutama untuk perempuan
Komunitas Sastra Kementerian Keuangan mengadakan bedah 2 buku untuk memperingati April sebagai simbol kebangkitan perempuan.
Dalam novel "Cantik Itu Luka", suguhan paham patriarki begitu kental
Foto collage: Pribadi Novel Lelaki Harimau tercatat sebagai pemenang penghargaan Financial Times Emerging Voices Fiction dan Openheimer Funds untuk k
Buku Cantik Itu Luka karya Eka Kurniawan (dokpri)Buku ini diawali dengan kebangkitan Dewi Ayu, seorang pelacur ternama di Halimunda, dari kuburannya s
Dalam novel "Cantik Itu Luka" ada beberapa hal menarik. Salah satu yang menarik adalah bentuk sastra surealis yang dilatari sejarah kolonial.
Bagi saya, novel ini sengaja dibuat dengan potensi yang sengaja, supaya tidak bisa dialihmediakan ke film layar lebar. Bukankah itu sebuah kelebihan?