Waspada! konsumsi konten politik lewat sosmed menjelang pilkada meningkatkan FOMO dalam mengambil keputusan terutama bagi Gen Z
Fenomena buzzer politik di media sosial menjadi sorotan utama menjelang Pemilu 2024
"Menuju Pemilu 2024, mari bersama-sama menjaga demokrasi! Buzzer politik perlu diperhatikan agar informasi yang kita terima lebih akurat dan adil."
Penggunaan media massa oleh buzzer politik menciptakan dampak negatif terhadap kepercayaan Generas Z.
Buzzer politik adalah aktor penting dalam kampanye pemilu modern.
berbagi keresahan seputar akun buzzer yang mempromosikan sesuatu dan memperoleh pembaca yang sangat tinggi di Kompasiana.
kebebasan berpendapat dan demokrasi telah terancam oleh praktik represi di dunia maya yang diduga terkait dengan buzzer atau pendengung.
Buzzer politik bayaran, atau individu yang dibayar untuk menyuarakan pesan politik tertentu di media sosial dan platform online
Dalam tradisi demokrasi, polarisasi sejatinya lumrah terjadi, karena demokrasi menghargai keragaman dan perbedaan
Buzzer atau pendengung bisa menjadi godaan cuan bagi admin pengelola akun medsos.
Dalam skala pesta demokrasi peran media massa juga berpengaruh secara signifikan dalam preferensi publik dalam menentukan keputusan.
Begini langkah-langkah menghadapi buzzer politik jelang Pemilu 2024.
Kampanye politik dengan buzzer kini sudah semakin usang, apalagi nanti saat Pemilu 2024.
Buzzer bukan saja merusak demokrasi, tapi lebih daripada itu.
Buzzer sering digunakan untuk strategi promosi produk suatu brand. Namun, kini buzzer dipandang sebagai jasa yang erat kaitannya dengan isu politik.
Fabrikasi kebenaran di media sosial menjadi ancaman propaganda komputasional. Mari pahami.
Kenapa Twitter jadi sarang buzzer? Salah satu alasan utama adalah karena Twitter memungkinkan orang untuk dengan mudah menyebarkan informasi
Politik yang memiliki legitimasi adalah politik yang lolos uji publik dalam bentuk kritik.
Konon katanya, kalau Jokowi jadi presiden, maka....