by: Adi PujakesumaTerjajah......Tertindas tidak punya apa-apaKita memang tak punya apa-apa untuk diandalkanTernyata...Kemerdekaan hanya puing semu sem
Di ujung tingkapan desa permaiAlam membentang indahKau menyusuri jalanan sawah dan ladang hari-hariTak peduli perihnya kehidupanBagimu, pesona terik m
Tubuh Bi Mirah, perempuan itu, bungkuk. Jika berjalan pada siang hari, ia seperti berlomba dengan tundukan pohon-pohon yang menahan cecara
Zaman mungkin semakin maju dengan penggunaan kompor gas di setiap rumah, tapi tidak dengan beliau. Ia masih mengandalkan tungku dan kayu bakar untuk m
"Nduk, jangan lupa mie instan nya, kasih 5 bungkus loh ya.""Iya bu. Jadi, beras 2 kg, gula 2 kg, kecap manis 1 bungkus, minyak goreng 2 liter, dan mie
Lihat ke ujung jalan sana, ada beberapa wanita sedang berdiri centil menggoda setiap pengguna jalan dengan panggilan-panggilan mesra dan sayang. Merek
sedu dan sedan hanyalah dinamika persoalan keluh dan kesah sudah menjadi kebiasaan ia sudah menjadi ciri takdir dari hakikat insantenanglah kawan, ikh
Nduk..hari ini adalah hari kelahiranmuhari yang lama kau tunggubapak pernah berjanji waktu itumengajakmu ke sebuah warung makannasi uduk yang selalu k
Biasanya ibuku akan membantu om Tirta di tokonya. Ya, namanya Tirta. Dia juga orang yang cukup tampan. Suatu sore dia mengajakku memancing di sungai,
by: Adi PujakesumaAnak-anakku.....Ketika maut menjemputku, tak usah ditangisiMaaf kan perbuatanku selama ini...Sesal tiada bergunaBiarlah derita bersa
Sore itu, langit gelap tersaput awan. Riuh angin bertiup semilir. Dedaunan sekitar beterbangan bebas di udara. Angin berhembus kencang membawa pergi d
Langit yang gelap itu mulai gerimis. Banyak orang segera mengosongkan jalanan. Berteduh. Yang memakai sepatu hak tinggi dengan rok mini, berbedak teba
Boneka itu teronggok di sudut ruangan. Sepasang tangan mungil meraba-raba dalam gulita. Mencari-cari hingga ujung jemarinya menyentuh boneka.“Bonekaku
Judul: [Bulan Kemanusiaan RTC] Sepasang sandal berpita merahdalam rangka Event Bulan Kemanusiaan RTC“Sori Man, gue nggak mau maen sama kamu!”“Kenapa?”
Wajahnya tampak putih memucat. Gelak tawa sesekali tercipta saat dia merasa ada hal yang lucu. Senyumnya tersungging tanpa ada kuyu layu yang menghant
“We all have our routines,” he said softly.”But they must have a purpose and provide an outcome that we can see and take some comfor
Sang Bapak menghela dengan segenap nafas dan sesekali langkah goyahdibuntuti Si Istri seraya mendorong dari belakangsesekali celingak-celingukmemberit
[Cerita sebelumnya: Rumah untuk J (1)]Sebut saja aku J. Aku tinggal di blok C sel nomor 11. Di dalam sel tersebut aku tinggal bersama tiga orang.
Sebelum subuh terlampau jauh beranjak Tak ada rasa malu meski tak dapat kubanggakan seragamku Kaos dan celana lusuh men
Sebut saja aku J. Aku mempunyai nama yang sesungguhnya, dan nama itu bukanlah nama yang buruk. Namun, untuk melindungi privasiku, aku lebih suka dipan