Secangkir kopi telah kauseduh untukku, Namun berasa ada yang kurang buat menemani malam
Pada sebatang daun pisang terlebar Kau dan aku menaruh harapan Akan kemungkinan berpulang berdua bersebelahan
Terkadang aku seperti ingin melarikan diri Dari apa yang orang kata kenyataan pahit
Puisi tempat ditemukannya jajaran buku dalam rak-rak tinggi, perpustakaan.
Puisi tentang aku, kamu, dan dia dalam sepenggal kenangan indah
Aku tahu tak akan bisa mengulang masa lalu karena waktu yang terus melaju kadang aku kira akan menyenangkan
Puisi yang mengungkapkan perasaan tentang aktivitas berkarya
Aku kira telah lama kita tak saling menyapa, Mungkin karena pernah ada luka
Bagaimana jika manusia, Tak hanya tinggal diam saja di bumi tercinta
Pada buku-buku yang ada di genggaman tanganku pernah menjadi sebuah kenangan akan sebuah rindu waktu baca
Kata orang bunga itu tanda cinta, Namun jangan salah menentukan jenisnya
Ini sebuah malam nan pilu ketika angkasa menggelap pekat
Perihal batin yang meronta dalam diam Teronggok di tepian jurang hampir terjatuh
Katanya pada yang dirindu Mengapakah kau tak jua menampakan diri Adakah lautan menelan jalan kembali Sehingga tak ada lagi berita untuk sang perindu
Mengapakah kenyataan begitu pahit Seolah hanya ingin menghimpit Membuat perjalanan seolah terjepit
Puisi cinta tentang sepenggal kenangan yang tak terkatakan
Senyap dalam gelap sambil menunggu lelap. Baca puisi Senyap di sini
Semenjak senja hati tak menentu. Seolah rasa bergejolak dalam kalbu
Perihal menyerah tak boleh ada Kata-kata kalah bukan sebuah akhir Asa yang kuat harus kembali hadir
Ini hari ke dua puluh lima aku sudah berusaha menyelesaikan sebuah tantangan dari diri sendiri