Fenomena kembalinya penggunaan buku cetak di Finlandia menunjukkan pentingnya keseimbangan antara metode pembelajaran tradisional dan digital.
Berikut 5 cara cerdas yang bisa kamu lakukan untuk tetap bisa memenuhi hasrat membaca tanpa harus menguras dompet.
Sensasi membaca buku cetak masih belum tergantikan dengan bacaan digital. Lalu, apa saja alasan buku cetak lebih disukai banyak orang?
Siapa di antara kalian yang terhenti menulis dikarenakan kesibukan kerja? Adakah yang seperti itu, jika iya berarti kalian sama seperti saya.
Dari dulu buku merupakan sarana utama dunia pendidikan. Kini, ada pandangan bahwa buku tak lagi penting. Benarkah?
Kelebihan dan kekurangan membaca buku cetak dan e-book
Mengapa kita harus memiliki buku cetak dan mengapa buku cetak sejati takkan pernah membuat kita menyesal membeli dan memilikinya?
Menghadapi era digital, toko buku fisik berjuang untuk tetap relevan. Temukan peran teknologi informasi dan tantangannya bagi minat baca kita.
Kecanggihan digital dunia literasi membaca tersebut, seringkali membuat kita lupa bahwa ada kerugian yang tersembunyi di balik perubahan ini.
Saat ini hadirnya buku-buku tersebut di berbagai media digital sebagai wadah menuangkan dan mempublikasikan karya tulis si penulis.
Perpus Nasional, lokasinya sangat srategis, berada di Jalan Merdeka Selatan Nomor 11, Jakarta Pusat, dan berdekatan dengan kantor-kantor kementerian.
Baik buku cetak maupun buku elektronik sejatinya merupakan pilihan dan semua orang dibebaskan untuk memilihnya; tergantung selera dari masing-masing.
Buku cetak dan Ebook merupakan 2 jenis buku yang hadir di masyarakat karena jenis buku tersebut dapat memberikan kelebihan-kelebihan yang dibutuhkan.
Buku cetak kini nasibnya mulai terpuruk. Banyak orang beralih ke buku virtual (e-book) karena beberapa alasan.
Di masa kini, sudah banyak orang beralih dari buku cetak kertas ke e-book. Sebenarnya, mana yang lebih baik digunakan untuk masa depan?
Buku terbaik adalah catatan yang tertuang dari hasil olah fisik dan batin.
Setiap penulis pasti memiliki angan untuk memiliki buku karya sendiri. Apalagi jika buku tersebut laris manis dan menjadi 'best seller.' Tidak se
Perkembangan zaman memang mengasumsikan bahwa segala hal bersifat digital. Buku cetak masih relevan?