"Dalam menghadapi tantangan literasi yang semakin mendesak, peran masyarakat sangatlah penting."
Budaya literasi adalah pondasi utama dalam perkembangan intelektual dan kemajuan masyarakat.
Ibadah sunnah yang disukai Allah adalah menuntut ilmu. Dan tentu saja, ilmu tersebut bisa kamu temukan dalam buku
Pengembangan budaya literasi di sekolah tidak hanya terbatas pada buku teks, tetapi juga melalui akses informasi dari media cetak seperti koran.
Anak-anak sebenarnya tidak kehilangan minat pada story telling, namun mereka mencarinya di media lain.
Lantas bagaimana cerpen bagus yang semestinya kita tuliskan? Dalam tulisan ini saya mengurai jawaban dari pertanyaan itu dengan berbagai pertimbangan
Tidak ada satupun hal instan yang memiliki dampak baik lebih besar daripada dampak kerusakan yang ditimbulkan.
Apakah kalian masih suka membawa satu dua buku di tas dan membacanya di taman atau di tempat-tempat lain ketika menunggu seseorang?
Meremehkan hal kecil akan membawa petaka besar. Membuat orang "mbambung"
Kamu malas mmebaca? berikut ini ada tips-tips agar kamu lebih menyukai membaca!
Sejauh ini, pembelian terbaik saya di 2023 adalah ini: Majalah Bobo Edisi 50 Tahun! Ada nostalgia dan pembelajaran dalam setiap halamannya.
"Bangkitkan peradaban dengan buku! Membaca fiksi adalah kunci menuju kemajuan.
Masa Membaca Saja Harus Disuruh? Yuk Kita Ubah Pelan-pelan!
Apakah Budaya Membaca Buku Akan Benar-benar Musnah Dari Bumi Indonesia?
Generasi Z mesti tumbuh menjadi elemen penting buat semua. Salah satunya mesti dibangun dengan kultur literasi yang kuat, baik membaca maupun menulis.
Langkah awal dalam membudayakan budaya baca adalah dengan mengembangkan minat baca.
program literasai madrasah wajib berjalan dan menjadi budaya bagi peserta didik agar siswa lebih terbuka wawasan dan daya fikir thdp segala persoalan.
Artikel kali ini membahas definisi dan contoh Bab I pada buku Menulis Dengan Populer karya Ismail Marahimin
Sekolah pun mencanangkan target pada tiap akhir semester dapat menerbitkan buku antologi hasil karya siswa dan guru
Jika ada 1000 penduduk di Indonesia, maka yang benar-benar serius membaca hanyalah 1 orang saja. Berbeda sekali dengan budaya membaca orang Jepang