Kebimbangan tidak selalu harus dihindari. Itu adalah bagian dari proses berpikir kritis yang sehat, tetapi ada batasnya.
Sakitnya sungguh menanggung rindu
Sebuah kegundahan insan manusia yang mendebarkan dalam problematika cinta
Mencari jawaban dalam kebimbangan di antara pilihan.
Tulisan ini berisi refleksi dari Matius 21:18-22 yang memuat tentang kisah Yesus mengutuk pohon ara yang tidak berbuah atau hanya menghasilkan daun.
Selama napas masih berhembus, pilihan ini terkadang membingungkan
Gambaran keraguan yang seringkali dialami dalam kehidupan.
Langkah yang serba bimbang membuat kita semakin tak tahu jalan,. Begitu berat dan bingung dengan berjuta rasa mendekam dan lekat. Hati yang berteduh.
Sebenarnya kita itu apa? Kenapa kita betah bedada dalam ketidakpastian rasa di kabut yang samar ini?
Masa akhir, ke mana arahnya? Berpilah-pilah di persimpangan jalan
Lautan tidak bimbang atau Ragu, itu bukanlah ragaku
Puisi ketujuh dari sembilan rincian judul puisi tentang Dan, khususnya tentang Bimbang dan Remang-Remang. Semoga bermanfaat.
Dalam lorong-lorong pikiran, tak tentu langkah merayap,Perasaan bimbang, menggelayut di setiap sudut hati.Seakan awan kelabu menyelinap di langit
Pilih Mana? Bila kau datang rasa hati ingin palingkan muka
Saat ini sedang heboh-hebohnya mencari pemilih, memikat pemilih muda. Yang muda -- santai saja belum waktunya
Karena dalam keraguan, terkadang kita menemukan,Jalan menuju kebijaksanaan dan pencerahan...
jangan sampai kita terjebak, bahkan terjatuh kedua kalinya dalam pusaran masalah yang sedang kita hadapi
Limbung Melayang melewati lorong kosong Kernyit Kening berkenyit