Biduk kecil di atas karang,Mengajarkan tentang hidup yang panjang,Tentang keteguhan
Dalam sunyi, biduk kecil mengayuh tanpa henti. Tak mencari akhir, hanya berlayar dengan harapan, melawan badai menuju cakrawala yang tak terjangkau.
Pemimpin lama berakhir karena korupsi. Pemimpin baru melanjutkan dengan tugas & tanggungjawab memperbaiki keadaan dan membawa rakyat menuju cita-cita.
Namun cinta tetaplah kekuatan. Sejauh apa pun kita membuangnya. Ia tetap kembali. Dalam dirinya selalu ada maaf, ada pengampunan.
Menari-nari di atas air ke sana ke mari. Mengikuti hembusan angin yang mengarah ke tengah
Menghayati senja dengan menyaksikan, membaca perihal alam dan peristiwa di dalamnya, mengambil hikmah, pelajaran, meski keadaan tidak baik-baik saja.
contoh puisi, puisi lautan, puisi samudra, samudra lautan, puisi tentang
Kayuh lagi biduk itu menuju tepianArus air sungainya menderasNamun bukanlah suatu alasanMenjadikan lelah berjuangKarna kegagalan adalah saat berhentiJ
Di perhentian manaaku ingin berlabuhAku tak tahuKeindahanmu tak tergantikanTak kuingini yang lainnya lagiBila kisah harus terangkaiDalam nada-nada cin
Kayuh lagi biduk itu ke tepian...jangan pernah berhenti...sampai tujuan itu tercapai...bahkan ktika tidak ada dukungan...ingat selalu cinta di hati...
Sudah kubilang:Kita bikin biduk dari kota kitaPelampung dari botol air kemasanAlas dari bungkus kopi instanTiang dari bekas sapu yang patahAtawa
Biduk adalah napasYang diamYang bergerakYang menerjangMencari arahMencari tujuMencari jatiJika tanpa kemudiApalah muara?Hanya senandung, lalu menghamp
Jokowi, Engkau tau? Negeriku sama dengan negerimu Engkau tau apa pautan Engkau dan aku? Engkau dalam singgasana dan aku jelata dalam gubuk nestapa &nb