Biarlah ini terjadi, karena tak semua yang kita inginkan dapat kita miliki.
Pergilah...biarlah angin membawamu jauh Jangan kau hiraukan langkahku
Biarlah cerita ini terukir dunia tanpamu ku tak berdaya
Simpan kisah dan perjalananmu dalam mengarungi kehidupan tak perlu dibuat jadi beban atau membuatnya menjadi masalah yanh rumit bagi diri sendiri
Disisah hidupku, Kumau membersamaimu
Biarlah ku menangis untuk meluapkan rasa kecewa ku yang teramat dalam padamu
Dulu semanis madu. Bicara selalu pikir dahulu. Terbuka mengutarakan apapun itu
Ku mohon padamu malam, temani aku agar segala rasa hilang terbawa angin
Biarlah sepi mengurung diri dan seribu tanya berlari, mengitari!
Sejuk pagi itu, terlewatiBerputarlah baling-baling imaji. Mengingat kembali tentang hati pernah tersakiti
Diam nikmati bahagia Memeluk erat cerita demi terjaga indahnya
Sekedar jemuran pagi yang kupungut di antara bimbangnya sang mentari.
Kemarin hanya cerita fantasi hati berbentuk fiksi naluri
Rasa yang ada segera ku hapus bersama semua kenangan bersamamu
Bersinar kembali untuk membersamai namun rasa cemburu menyelimuti
Hadir kembali rasa yang dulu pernah ada, mengungkit kenangan
Biarlah angin berlalu bersama kebencian membatu, Menerpa masa lalu
Sang ayah mengatakan kepada anaknya: biarlah nak harga BBM naik lagi
Entah merupakan judul puisi tentang yang terjadi saat itu