ada munajat, di bawah langit yang padat, malaikat sangat rapat, hening perjalanan malam
DokpriMatanya melahap pantulan lampu jalanan yang melompat dari butir-butir saljuJari-jari tangannya masih enggan berpisah dengan sebatang kuasApi di…
Tak apa kini belum ada pundak untuk bersandar, tapi ingatlah kita punya sajadah untuk bersujud.
Menyayangi tidak cukup mencintai raga tapi terawat di hati
Puisi Sujud Sepuluh terakhir Malam ini sujudku mulai melemah, Lutut ini seraya ingin patah,
Sekelebat cerpen ini dirangkai dengan cara singkat dan sangat sederhana untuk menceritakan tentang Bertemu dengan Diri Sendiri (10). Semoga bermanfaat
Bersujud dalam palunganMu Di palungan kayu sederhana, Beralaskan jerami yang hangat, Di sanalah Raja mulia terbaring,
Di depan Ka'bah setiap manusia mengakui dosa dan kesalahan, memohon ampunan, dikabulkan doanya, dijauhkan dari siksa Neraka, dikaruniai Surga Firdaus.
Membuat jiwaku menjadi abu, Selaksa api yang menjadi arang, Selaksa hujan yang menjadi air mata
Pusing, tandanya masih punya kepala. Dilepas masa, kalau ada pusing juga.
Kubersujud pada sepertiga malam Dinginya malam menusuk tulangku Tidak kuhiraukan ku tetap berlalu
Semakin meyakini apa yang ada di hati, dikuatkan dengan ihtiyar, apa yang diharapkan bisa menjadi kenyataan.
Saat malam sepi ku muhasabah diri untuk memperbaiki
Kumulai menapak malam ini Dengan berjamaah di Masjid Dilanjut sholawatan rutin jamaah magrib
Terwujud atau tidak terwujud, tetaplah bersujud....
Dalam setiap renunganAkan tiba saatnyaMenuju rumah masa depan...
Puisi ketujuh dari delapan Puisi | Rencana Merinci Arah Detik-detik yang Berlalu, khususnya tentang detik berlalu ke sudut-sudut. Semoga bermanfaat.
FiksiMini, menulis kisah pendek yang mungkin bermakna atau bahkan tidak ada artinya. Kamu bisa melihatnya dari beragam sudut pandang