Banyak hal tertangkap oleh mata, namun semuanya tetap berujung pada satu titian: rindu pada kekasih.
Kekaguman kepada sosok perempuan saat sepintas terlihat pandangan mata, seolah sudah begitu mengenal walau seperti masih misteri.
Cinta: rasa terpatri didalam hati. Konsekuensinya: bagaimana merawat rasa, hingga tetap dalam puncak maksimum. Konsistensi itu akan diuji dalam waktu.
Keteguhan cinta mencipta rindu kepadamu melalui ketetapanNya
Tiada yang bisa membalik antara tangis dan tawa tadi sebagai sebuah wujud rasa.
Persembahan puisi buat Gunawan Maryanto (Cindhil) Seorang aktor, penulis, sastrawan, penyair, pujangga dan sutradara teater kebangsaan Indonesia.
Suatu senja yang menghadirkan keresahan sebab seseorang yang selalu hadir menemani, kali ini dalam kekalutan rasa, ia sedang tidak baik-baik saja.
Disela-sela waktu, sejumlah nyawa mengadu pada nasib, pasrah pada hidup, penyesalan yang datang diakhir dan sejumlah cerita lainnya
kisah seorang lelaki yang rela terampas kebebasannya demi hanya untuk satu hati yaitu seorang kekasih yang sangat dicintainya, yakni puan
Sebagian telah sempurna menjamu malam. Sebagian lain masih lalu lalang
Kidung Belantara SenjaAku melihat kelopak matamuMengeluarkan bulir-bulir tiada jemuLuruh pada akar-akar pohon ituMemberi kehidupan baruMawar yang hamp
Ketika rindu dan benci ini saling berkelindanMembelengguku dalam risau yang bertindanSerasa terpuruk bagai diterjang oleh kelodanAku terseok, berjalan