Mahasiswi KKN Posko 58 UIN Walisongo Semarang Ikuti Kegiatan Srakalan Ibu-Ibu di Harjowinangun Barat
Kisah omjay kali ini tentang Kau yang Berjanji, Kau Juga yang Mengingkari. Semoga bermanfaat buat pembaca kompasiana tercinta.
Malam saat kita bersama di teras itu, saling bercerita tentang kita
Ia berjanji, anjing mengikuti. Aku berjanji, dan mati.
Ibu, terima kasih atas segalanya,Aku mencintaimu lebih dari apapun di dunia ini.
Sang gadis sudah bertekad melipat masa lalunya dan menyimpannya rapat-rapat di relung hatinya yang paling gelap dan sunyi
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata MIT ke-16 Posko 94 ikut berpartisipasi dalam mengikuti kegiatan Maulid Berjanji.
Janji yang datang bersama Pelangi. Dibisikkan oleh awan disampaikan oleh hujan. Berwarna-warni di langit menyinari dunia
Kegiatan keagamaan yang dilaksanakan adalah Diba'an & Maulid
Berjanji, Suatu Saat Nanti Bertemu Lagi! Tertawa riang bersama kita gembira
Ternyata kebahagiaan itu Hanyalah semu semata Dan kau hanyalah ilusiku Yang kubiarkan tuk berlalu
Puisi pertama dari enam rincian judul puisi tentang Bukannya dan Pokoknya, khususnya tentang Bukannya Engkau yang Tlah Berjanji Kepadanya.
Kata dasar "janji" setelah diberi imbuhan akan menjadi "berjanji", "perjanjian", "menjanjikan", dan "dijanjikan". Kata yang belum ditepati?
Janji yang kau ucap Menjadi lenyap Seakan tak pernah peduli Janji Hanya menjadi sekedar janji
astaghfirullah ya tertidur aku ampuni dosaku tlah lalai tugas kuterimakasih Allah menyadarkanku semoga takkan terulang maafkan aku
Penantian memang menimbulkan rasa jenuh bagi yang tidak sabar menanti.
“Jangan sia-siakan orang yang kamu sayangi dan cintai, karena penyesalan akan datang setelahnya. Dan mungkin saat itu kamu sudah terlambat”
Untuk si pelupa menepati janji; tak apa, kalian sudah berusaha.
Kelak, kalau rambutnya telah memutih, ia akan mengangkat bendera putih bukan berarti ia menyerah