Hoaks pada Era COVID-19 yang membuat warga Indonesia gumpar
Berita palsu bikin geger, tapi teknologi punya cara keren buat "endus"! Yuk, jadi pahlawan anti-hoaks dengan langkah sederhana. Siap lawan hoaks? 💪
Ketersediaan informasi yang begitu melimpah ini seolah menjadi berkah yang memudahkan kehidupan sehari-hari.
Inilah sebabnya mengapa ketelitian dalam mengidentifikasi berita menjadi semakin penting.
Framework deep learning inter-modal ini meningkatkan akurasi deteksi konten berbahaya seperti berita palsu dan ujaran kebencian.
Demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan di mana kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat, baik secara langsung maupun melalui perwakilan
Media sosial juga menjadi wadah bagi penyebaran berita palsu(hoax) yang dapat mempengaruhi opini publik dan proses demokrasi
Opini ini sebagai jawaban kekhawatiran hoaks dan perlunya kolaborasi lintas sektor dalam memerangi ancaman informasi palsu.
Hoaks sangat berbahaya! Akibatnya sangat fatal jika kita tidak waspada dan teliti dalam menyikapinya. Penyesalan selalu datang terlambat
Di tengah hiruk-pikuk kampanye politik menjelang Pemilu 2024, menjaga diri dari jeratan hoax menjadi kunci penting.
Nama besar Bank Indonesia sering dicatut oleh para penipu untuk menjerat calon korbannya. Hati-hati, jangan sampai termakan hoaks!
Dampak hoax dan sanksi bagi penyebar berita palsu disosial media
Sebelum terlambat kita perlu payung untuk mengantisipasi dampak AI pada politik sebelum itu terjadi.
Maraknya buzzer juga menimbulkan ancaman terhadap integritas informasi dan kejujuran dalam politik.
Selain dapat dipakai untuk membuat fake news, AI juga dapat mendeteksi fake news.
Berita palsu cepat menyebar di media sosial. Bijaksana dalam memberikan dan menggali informasi. Mari merdeka dari berita palsu.
Berita palsu atau hoaks dapat merugikan banyak orang karena informasi yang disebar tidak memiliki dasar yang benar
Para warga terlihat sudah lebih memahami tentang pentingnya literasi digital dan cara penggunaannya untuk mencegah penyebaran berita palsu.
Saya hanya cerita 'dengan gaya berbeda' dalam tulisan ini. Selebihnya, kembali ke 'habitus lama' biar "jangan ada yang curiga" tentang "NWO".
Cara kita memproses berita bohong dan benar sangat sulit untuk dibedahkan