dia mendorong Hendri dan sekaligus Ningsih tepat sebuah peluru menghantam pintu. Seorang lagi membidik Hendri. Namun sekali lagi Syafri mendorongnya
Ya, sudah kita buat tiga dara suka-suka kita. Nggak usah seperti perempuan dalam film itu
Saya kira nanti keberadaan Unpad akan diikuti pendirian universitas lain, Bandung akan jadi kota pelajar, maka makin cocok jadi ibu kota
Bukankah itu bioskop mahal di Bandung waktu itu? Braga Sky kan semi luks ukuran masa itu dengan dua bar dan 282 kursi penonton?
Ternyata bukan hanya vitamin C, tetapi juga obat sulfa dan penesilin hilang. “Apa-apaan ini, bukankah obat-obat itu harus dengan resep dokter?”
Keduanya membantu mencarikan orang-orang partai di Cianjur yang membantu terutama dari PNI untuk memberikan perlindungan pada Dinni
Seseorang masih bisa bertahan tinggal di sisi kita walau kita punya kekurangan. Asalkan kita menghargai dia
Pulau ini banyak orang Banten juga, kebanyakan dihuni nelayan. Kepulauan seribu memang dikenal pemasok ikan untuk Jakarta.
Jangan minder sama bule. Orang Belanda itu, terutama yang dari Afrika Selatan itu juga minder sama yang negeri Belanda
Widy memperlihatkan kemampuan bermain pencak dan jiujutsu, sementara Norma memperlihatkan gerakan judo.
Gendis kemudian bercerita tentang Widy yang gemar berpetualang. Sudah menikah dia makin menjadi bersama suaminya
Farah kemudian melihat Widy tersenyum. “Tidak akan mau dia merebut suamimu, dia menentang poligami. Dia itu lebih dari Kartini soal emansipasi."
Mamak Syafri sudah menjatahkan setiap keponakannya yang menikah mendapat masing-masing dua keping emas untuk dia dan untuk pasangannya
. "Senior aku bilang syarat selamat di gunung itu tidak merokok, tidak minum dan tidak main perempuan.”
Aku bersumpah tidak akan menyakiti hati Widy. Biar aku diazab Tuhan bila aku mengkihanatimu. Bila ada perempuan lain, aku lebih baik mati di gunung
Para orang terdidik di Bandung ini mampu menyerap budaya Barat, tetapi ada juga yang mempertahankan identitas budaya tradisionalnya.
“Aku hanya ingin berdansa dengan kamu!!” teriak Syafri lepas entah didengar atau, dia tidak peduli.
Syafri tidak tahu apakah dia harus berbunga-bunga atau hancur malam itu. Dia berharap besok-besok Widy mau dijemputnya