Mohon tunggu...
#berandaberahi
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Susana Yesnath
Susana Yesnath
02 Juli 2024 | 4 bulan lalu

"Bersama Bulan"

Hati terasa baik bersama bulan

Fiksiana
60
2
0
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Pacar Parasit, Filofobia, dan Kuasa Uang
Amel Widya
Amel Widya
29 Juni 2020 | 4 tahun lalu

Pacar Parasit, Filofobia, dan Kuasa Uang

Tuhan, berkatilah pasangan yang menyadari bahwa uang adalah sesuatu yang dapat menyelamatkan sekaligus membahayakan hubungan.Mehrin dan Denniz berdiri

Pendidikan
884
62
12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Puisi | Rindu Asimetris
Amel Widya
Amel Widya
22 Juni 2020 | 4 tahun lalu

Puisi | Rindu Asimetris

Barangkali kamu lupa, sebenarnya lebih dari setengah bagian rindu dipenuhi oleh berahi. Agar terlihat santun, kamu samarkan sebagai perasaan takut keh

Fiksiana
289
27
7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Serenita Tasbih dan Rosario
Amel Widya
Amel Widya
20 April 2020 | 4 tahun lalu

Serenita Tasbih dan Rosario

Senin, 19 Agustus 2019, pukul 05.49 yang dingin.Selamat pagi, Sayang. Seluruh doa kebaikan dan kebahagiaan selalu tercurah untukmu. Untuk kita.  

Fiksiana
407
13
7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Amel Widya
Amel Widya
24 Februari 2020 | 4 tahun lalu

Puisi | Gelak Duka di Zona Erotis

Hujan sedang rajin menyapa kita. Hawa dingin memaksa kita meringkuk di balik selimut, melihat dunia di dalam layar kaca, mempertanyakan perkara sperma

Fiksiana
261
15
1
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Puisi | Kembang Dengus di Kaki Pagar
Amel Widya
Amel Widya
23 Februari 2020 | 4 tahun lalu

Puisi | Kembang Dengus di Kaki Pagar

Sudah pagi. Matahari menghangatkan kelopak kembang. Halaman dan sisa-sisa embun menyisakan jejakmu. Di pintu, aku tidak ingin mengingatmu. Sebab pagi

Fiksiana
332
39
8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Puisi | 11:05
Amel Widya
Amel Widya
08 Desember 2019 | 4 tahun lalu

Puisi | 11:05

Kamu sebatas penasaran, aku sepenuh perasaan. Mestinya tak pernah ada pertemuan ini, tetapi senyummu menjatuhkan hatiku. Mestinya tak perlu luluh hati

Fiksiana
193
27
12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Menulis Saja Dulu: Perjalanan Sebuah Dogma
Amel Widya
Amel Widya
07 November 2019 | 5 tahun lalu

Menulis Saja Dulu: Perjalanan Sebuah Dogma

Saya percaya, tidak ada sesuatu yang benar-benar gampang dilakukan. Bahkan makan saja butuh proses dan waktu agar bisa menyuap atau mengunyah sendiri.

Lyfe
696
37
21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Puisi | Perempuan yang Rindu pada Rahim Ibunya
Amel Widya
Amel Widya
29 Juni 2019 | 5 tahun lalu

Puisi | Perempuan yang Rindu pada Rahim Ibunya

Perempuan yang Rindu pada Rahim Ibunya--Kepada Okky MadasariIbu, aku ingin pulang ke rahimmu. Sekarang. Duniaku muram. Seperti selembar peta kusam. Ak

Fiksiana
216
41
16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Puisi | Anatomi Berahi
Amel Widya
Amel Widya
25 Mei 2019 | 5 tahun lalu

Puisi | Anatomi Berahi

Tidak. Memang ada yang menggetarkan telingaku, tetapi bukan geletar suaramu. Memang ada yang menggetarkan hidungku, tetapi bukan aroma tubuhmu. Memang

Fiksiana
468
50
28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Puisi | Tungku Berahi di Dapur Ibu
Amel Widya
Amel Widya
18 Mei 2019 | 5 tahun lalu

Puisi | Tungku Berahi di Dapur Ibu

1Aku rindu rendang Ibu.2Pada ulang tahun kesebelas, ketika kali pertama darah menstruasi menakutiku, Ibu mengajakku belajar memasak rendang. Perempuan

Fiksiana
552
45
26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Cerpen | Sonia, Darah, dan Mata Marahnya
Amel Widya
Amel Widya
15 Mei 2019 | 5 tahun lalu

Cerpen | Sonia, Darah, dan Mata Marahnya

/1/Aku ingat pesan Ibu. Kata Ibu, telan saja jika ada orang yang menghinamu. Kadang hati kecilku berontak, tetapi pesan Ibu sungguh menenangkan hati.

Fiksiana
545
35
8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Puisi | Aku Melarikan Diri dari Hantu Rindu dan Terjebak di Hutan Sendu
Amel Widya
Amel Widya
13 Mei 2019 | 5 tahun lalu

Puisi | Aku Melarikan Diri dari Hantu Rindu dan Terjebak di Hutan Sendu

Di hutan rindu yang berbahaya, sembap, dan mengerikan, aku terjatuh ke lubang putus asa. Tak ada jejak pelukmu di punggungku. Tak ada bekas bibirmu di

Fiksiana
733
58
32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Lelaki Bangsat dan Malaikat Maut
Amel Widya
Amel Widya
02 Mei 2019 | 5 tahun lalu

Lelaki Bangsat dan Malaikat Maut

Ingin kuhadiahkan sebatang belati untuk cintamu yang dibutakan berahi. Kamu tertawa. Katamu, aku tidak takut mati. Aku meringis. Kataku, sekalipun kem

Fiksiana
728
46
19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Di Sela Susuku yang Hening
Amel Widya
Amel Widya
23 April 2019 | 5 tahun lalu

Di Sela Susuku yang Hening

Akan selalu ada dengkus dari sepasang cuping hidungmu, ketika pagi belum utuh, ketika bumi masih mengantuk, di sela susuku yang hening. Kita adalah ci

Fiksiana
471
22
8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Ekor Matanya Sebatang Pensil Warna
Amel Widya
Amel Widya
23 Januari 2019 | 5 tahun lalu

Ekor Matanya Sebatang Pensil Warna

Hingga dua belas tahun perkawinan kami, ia masih melukis perempuan-perempuan di kepalanya. Tubuh telanjangnya telentang di depanku, mata bugilnya meng

Fiksiana
508
38
11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Puisi | Swastamita
Amel Widya
Amel Widya
06 Desember 2018 | 5 tahun lalu

Puisi | Swastamita

Aku tidak tahu apa yang diinginkan matahari atas matahati.Aku tidak tahu apa yang diangankanmatahati atas matahari. Yang kutahu, aku merindukanse

Fiksiana
433
11
4
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Anatomi Berahi di Hari Puisi
Amel Widya
Amel Widya
18 November 2018 | 6 tahun lalu

Anatomi Berahi di Hari Puisi

Seperti tempat lain di Jakarta, panas menyambut saya di Taman Ismail Marzuki di bilangan Cikini, Jakarta Pusat. Sudah pukul sepuluh. Panggung belum be

Humaniora
1137
24
9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Puisi | Narasi Luka Hati
Amel Widya
Amel Widya
03 November 2018 | 6 tahun lalu

Puisi | Narasi Luka Hati

Dulu aku menyusu di payudara ibumu. Begitu kehendak takdir. Kita tumbuh dari air susu yang sama. Padahal, aku tidak pernah memohon kepada Tuhan agar i

Fiksiana
569
22
10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Puisi | Perempuan Berdarah Sunda Bermata Sendu
Amel Widya
Amel Widya
03 September 2018 | 6 tahun lalu

Puisi | Perempuan Berdarah Sunda Bermata Sendu

Mataku adalah sebuah kota penuh mata. Begitu selalu kata mereka. Sebagian mengira mataku penuh rupa-rupa asihan, sebagian menyangka mataku penanti kas

Fiksiana
762
21
4
LAPORKAN KONTEN
Alasan