Ayah senang sekali karena hari itu kau dan Rossie meninggalkan Violta.
"Bisakah kau lepaskan aku." Pipi Bell merona, terbakar dengan cepat, entah karena malu atau gadis itu kelelahan.
"Ya, kau adalah pangeran pertama. Harusnya tidak ada yang tidak dapat kau lakukan, "ucap Rossie menyindir.
"Jika kau ingin pulang, katakan saja. Aku akan mengantarmu dan memastikan kau baik-baik saja."
"Apa kau tidak ada kehidupan lain selain mengangguku?" Rossie protes akan kehadiran Leon di galeri malam itu
"Percayalah semua akan baik-baik saja, Ross!" ucap Leon menenangkan. "Berhenti memanggilku begitu."
"Sejauh mana kau pergi saat jadi pelaut?""Aku pernah datang ke suatu tempat dengan ombak ganas dan kepiting raksasa,
Sebuah pelukan menyatukan kehangatan hubungan persaudaraan antara Bell dan Rossie.
Hari-hari yang tenang dan damai di Mansion berakhir. Rombongan Tuan Besar atau Duke telah tiba
"Apa kau akan kembali?"tanya Bell.Leon mengerutkan dahi. "Apakah Nona Bell sudah merindukanku?"
Rossie lagi-lagi mengerutkan dahi. "Apa maksudmu?" Bell tersenyum tipis. "Aku memberimu kesempatan untuk lebih dekat dengan lelaki yang kau sukai