[caption id="attachment_207755" align="aligncenter" width="473" caption="Grafis MWA-BCDP #04/19"][/caption] (1) Suasana hati kaum politisi Jawa Teng
[caption id="attachment_195139" align="aligncenter" width="473" caption="Grafis MWA-Cermin #44"][/caption] Mata terbuka setelah Perang Kemerdekaa
(1) Karsiyem menangis berlinang air mata, mengenang dan menantikan berita serta kedatangan kekasihnya --- Kolonel Rudolfo Moravia. Ia selalu kuatir t
(1) Mila gelisah karena calon suaminya, calon pengantin 3 hari lagi --- masih jumpalitan cari uang. Kata mas Bejo :”Mil, pasar lagi bullish, pusaka d
(1) Tuan Khareem menenteng tas laptop dan satu akten tas --- dia mengawasi rombongan 3,4.5, wanita memakai gamis dan burdah. Dari sebalik sun-glass d
(1) Kolonel Rudolfo Moravia dan Asisten Residen Van Stiener sudah berada di Medan-Deli, Komandan Garnizun menyerahkan amplop yang dibawa kurir deng
(1) Mas Bejo dan Mila tersenyum sumringah ketika menyerahkan kunci kamar --- 2 malam pengantin yang sangat memuaskan, secara naluri seks maupun alu
(1) Penat bekerja 10 jam dengan lebih banyak berdirinya dari pada duduk santai --- Rika memang bercerita, bekerja di mall lebih capek, enakan kerja d
(1) Diskusi Kolonel Rudolfo dengan Asisten Residen Oostkust Van Stien berlanjut --- Rudolfo sudah tidak sabar untuk menuntaskan langkah-langkah yan
“Dik, tolong kemari, Angie ditahan KPK --- bapak kumat tekanan darahnya, ajudan mengatakan cincin Batu Lumut sudah dapat” Ibu Bupati terdengar panik,
(1) Bejo kedatangan tamu mantan Lurah --- namanya tetap dipanggil mBah Lurah Ketandan. Ia menawarkan keris kuno, dapur Parung Sari --- sayangnya keri
(1) Ratna berbisik pada ayahnya, “Ayah, aku tidak keberatan Mila menikah lebih dahulu --- ia telah mempunyai lelaki pilihan, biarlah ayah ia menikahi
(1) Dasarnya Tunting Wulandari gadis yang cerdas --- sedari kecil telah biasa mengolah pikiran. Mendengar berbagai Ajaran Kejawen --- Kejawen yan
(1) Impian indah tentang Cinta, Sex, dan Keluarga --- konsep-konsep itu tidak datang, muncul tiba-tiba --- konsep-konsep itu, coba kenang kembali. Ia
(1) Di Bandar Sinembah Kolonel Rudolfo setelah melihat-lihat areal yang menjadi Perkebunan para investor Jerman-Swiss-Bavaria, ia membuk
Walaupun hati Bejo tidak tentram dengan sikap ayah Mila --- ia tidak mempedulikannya. Ia yakin dapat mengawini Mila --- mau KUA atau kawin artis saja,
Hanya sekilas-kilas saja ia menyaksikan berita --- ia lebih senang membaca running text. Ia memandang ke luar menembus pintu kaca rumahnya. Sambil
(1) Bulan Purnama Sura bulan Agustus 1872 sebelum keberangkatan Tunting Wulandari dan mBok Atun ke Susteran Ambarawa --- mereka duduk d