Puisi ketiga dari sembilan rincian judul puisi tentang Bermula, khususnya tentang Bermula dari Ingin. Semoga bermanfaat.
Puisi keenam dari sembilan rincian judul puisi tentang Tak Yakin, khususnya tentang Selalu Tak Yakin. Semoga bermanfaat.
Alunan nada-nada rindu dalam sunyi untuk memaknai hakikat cinta
Saat sesak melanda batin, maka jiwa tak perlu ikut merana karena ada Tuhan Pemilik semesta akan tetap mencinta dalam kasih abadi
Karena kebahagian dan ketenangan batin lebih bermakna dan penuh arti
Aku simpan semua ucapan inti, direlung terdalam hati iniBatinpun melihat dan hanya berdiam diri…
Cangkir mulai dingin. Hujan tak lagi berangin. Aku tak lagi ingin. Terhadapmu bermain-main.
Ketenangan batin di mulai dari diri sendiri, jadi perlakukanlah dirimu dengan sebaik baiknya
Dengan langkah kecil namun berarti, Kita bisa memulihkan dan melindungi rumah bersama.
Pribadi dan keluarga merupakan pondasi dasar dalam mengusahakan kehidupan yang berkualitas dan memiliki makna yang mendalam.
Pantun berisi ucapan, kenyataan dan harapan Hari Raya Idul fitri.
Rasa ingin mudik pulang kampung, namun situasi dan kondisi di tanah rantau tak memungkinkan.
Kadang aku merasa cinta sampai tak bisa lupa, kadang aku sibuk bekerja hingga tak muncul bayangmu meski sekejap mata
Akhirnya kupaham. Kadang hanya perlu mengikuti apa kata semesta
Sad paramita atau 6 kesempurnaan adalah jalan pencapaian Bodhisattva dan merupakan jalan mencapai Nirvana.
Puisi kesembilan dari sembilan rincian judul puisi tentang Ramadan, khususnya tentang Ramadan dan Lahir Batin yang Memaafkan. Semoga bermanfaat.
Di sanalah bersemayam mata batin, Jendela yang menembus kenyataan.
Sayangi diri sendiri dengan peduli dan cinta kasih lebih untuk diri sendiri. Percaya dan yakin atas apa yang dilalui dan sembuh untuk diri sendiri.
Masih ingatkah kalian kaum bengis menumpahkan banyak darah dan air mata