Hallo, apa kabar? Kembali diartikel saya. Di sini saya akan menganalisis sebuah film pendek yang berjudul "Bapak" karya Paniradya Kaistimewan.
“Pak... datanglah sesekali kedalam mimpiku kapan saja aku sangat menunggumu. Datanglah dan katakan sesuatu padaku saat bapak datang dalam mimpiku.
Kenangan Tentang bapak yang kini sudah berada di alam baka
Sosok bapak dimataku, cerita moment bersama yang membuat aku sedih, terharu dan senang
bukan cinta ibu saja yang sepanjang masa namun cinta Bapak juga sama dan tak tergantikan
Hinggat saat ini, ketika melihat mobil carry yang melintas di jalanan, saya selalu saja mengingat kenangan bersama bapak dengan mobilnya
Rasanya tidak berlebihan apabila saya menganggap bapak adalah pahlawan keluarga. Beliau adalah sosok tanggung dan selalu berjuang buat keluarga.
hal yang paling saya takutkan dari merasa kehilangan ini adalah LUPA.
Dulu, kukira Bapak tersesat karena laut pastilah luas. Yah....Bapak pasti hanya tersesat. Tapi, jika tersesat kenapa tidak kunjung kembali?
Pribadi Bapa nu Ngainspirasi Perjalananku
Bapak, aku memanggilnyaMemang benar sampai detik ini, tak pernah aku mendengar kata kata romantis darinya
Mendengarkan musik bersama adalah salah satu cara membangun bonding dalam keluarga
Saya curhat dengan Bapak sebab saya ingin sukses seperti Bapak.
Untuk setiap hal yang tidak baik, bapak selalu mengatakan "Ora ilok" (tidak baik) untuk menasehati saya agar tidak melakukan hal tersebut.
Mengangkatnya di atas kepala seakan menyelamatkan nyawamu sendiri.
Habis 'kue tuk kerabat Jelata biar mampus kena jerat
Kalian tetaplah rindu yang takkan pupus oleh waktu
Pakde ternyata simpatisan kiri" kata mas Gatot terbata."Aku tahu betapa tersiksanya bapak karena harus membunuh kakak kandungnya sendiri"sahutku lirih