Teriakan dan sorak sorai menggema Mengiringi setiap lomba Mereka bahagia Merayakan Indonesia merdeka
Tentang gelap yang kunjung jumpai cahaya, tentang getir yang tak bertaut dengan tawa.
Puisi tentang bangsa yang diakui, mulai menata bagi pendidikan anak bangsa.
Bagi guru, mendapatkan apresiasi berupa lagu saja sudah senang. Karena dengan lagu tersebut dirinya bisa terhibur. Hilang rasa penat setelah mengajar
Buku Pekik Merdeka karya penulis dan 41 penyair Nusantara
Bangkitlah Negeriku walaupun rintangan dan hambatan silih berganti engkau selalu kokoh berdiri
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pengorbanan para pahlawan!
Sugeng Tindak Kusuma Bangsaku
Teruslah merajut asa dengan damai bangsaku, stidaknya itu dogma yang tak boleh hilang atau lekang oleh waktu. Karena bangsaku ini bersatu walau berbed
17 AGUSTUS, adalah hari bahagianya Republik indonesiabahagia??seolah kata ini rancu untuk di ucapkan.merdeka??benarkah kita telah merdeka??media sosia
Indonesia tanah airkuBanyak hamparan keindahan disanaSetiap daerah kulaluiTak henti kagum ku menatap indahnya alamIndonesia tanah airkuNegara yang lay
Burung perkutut, Burung nuri Eh, tuh Burung terbangye kagak pernah tingi Wahai engkau Ibu Pertiwi Lihat generasi penerus saat ini Hobinye kok pada
Sebagai orang yang lahir dan besar di negeri tercinta ini, tentunya kita pasti merasa miris dengan keadaan bangsa kita yang sekarang, kenapa seperti i
Miskinkah Indonesiaku Membiarkan rakyatmu Diperbudak bangsa lain Dicabuk kemanusiaannya Apakah bangsaku puya harga diri Apakah bangsaku punya
Pentas monolog Bambang Oeban di Gedung Pramuka Kebumen dua tahun lalu masih menyisakan banyak pertanyaan buatku. Selain kalangan internal penggemar se
ketika bencana demi bencana berlalu yang tersisa kepedihan bangsa ini keprihatinan tentang musibah masih terpateri tetapi tetap berkeyakinan pemel
[caption id="attachment_173150" align="alignright" width="300" caption="Bersinergilah Wahai Bangsaku"][/caption] Follow Me : @assyarkhan Pagi itu
Aku hanyalah seorang GURU. Dalam perjalanan hidupku dan memenuhi panggilan jiwa sambil mencari sesuap nasi, saat itulah aku mulai menangis. Mengeta
!7an kali ini benar-benar di tengah keprihatinan bangsa. Persoalan demi persoalan yang melanda bangsa ini tak henti-hentinya silih berganti menghantam