Di suatu sudut warung kopi yang biasa mereka datangi, Kobar, Kahar, Badu, dan Rijal duduk melingkar sambil menyeruput kopi hitam pekat.
Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh sawah dan hutan, terdapat empat sahabat karib: Kobar, Kahar, Badu, dan Rijal.
Di sebuah desa yang ramai, Kobar, Kahar, Badu, dan Rijal duduk berkumpul di warung kopi favorit mereka.
iDi sebuah desa yang damai, Kobar, Kahar, Badu, dan Rijal berkumpul di warung kopi sambil menyeruput minuman hangat.
Sebuah malam yang membawa harapan, bahwa di tengah maraknya informasi yang tidak jelas, masih ada ruang untuk mempercayai kebenaran
Di kampung yang dikenal sederhana, ada empat sahabat yang selalu berkumpul di pos ronda setiap malam: Kobar, Kahar, Badu, dan Rijal.
Di sebuah kampung yang tenang, hiduplah empat sahabat sejati: Kobar, Kahar, Badu, dan Rijal.
Suatu sore, suasana terasa berbeda. Kobar tampak gelisah, berulang kali memeriksa ponselnya.
Di sebuah desa kecil yang dikenal tenang, Kobar, Kahar, Badu, dan Rijal sering berkumpul di tepi sungai.
Di sebuah desa kecil, Kobar, Kahar, Badu, dan Rijal adalah empat sekawan yang dikenal akrab.
Suatu sore, saat secangkir kopi hangat di tangan mereka, mereka mulai membahas berbagai hal yang mengganggu pikiran mereka.
Di sebuah desa kecil yang terletak di tepi sungai, Kobar, Kahar, Badu, dan Rijal adalah empat sahabat karib.
Suatu sore, saat matahari mulai terbenam, Kobar mengajukan topik yang menarik perhatian.
Di sebuah desa yang dikenal dengan kebun sayurnya yang subur dan masyarakatnya yang ramah, tinggal empat sahabat
Di sebuah desa kecil yang dipenuhi dengan suara burung berkicau dan aroma makanan lezat, tinggal empat sahabat
Kobar, Kahar, Badu, dan Rijal pulang dengan perasaan bahagia, telah berdamai dengan kenangan yang selama ini menghantui mereka.
Dan sejak saat itu, mereka terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik
29 Oktober 2009 jam 10:55 Hidup ini karuniaNYA, gerak adalah denyut, di"GERAK"kan adalah kasih sayang dan cintaNYA diwujud interaksi/dialog/komunik