Oleh : A Syaifudin SPendaki itu masih di kaki gunungBelum sampai ke langit -- langitSudah sesak dadanyaNapas tersendat -- sendatSeperti mau sekaratSer
Oleh : A Syaifudin SAnggur merah sudah tak kelihatan merahnyaMataku sudah berkunang -- kunangSemakin hari semakin tak jelasMabuk sudah aku, Padam
Oleh : A Syaifudin SJadikan satu rungan dengan sapi betinaSang anak sapi yang baru lahir untuk disusuinyaBerikan, tak hanya diperas air susunyaApalagi
Seorang buruh memuja-muja Rajanya di telapak kakinya Harta karun yang ia punya tak tahu dari mana asalnya Yang dikenal bukan gunung, samudra, isi dan
Oleh : A Syaifudin SSeperti celana kendor ituDipakainya anak kecilTiap kalinya turunDimainkannya kedua tangannyaPekerjaannya begitu sajaSeakan tak sem
Tiap pagi yang dilihat bukan fajar Bukan pecahnya sinar sang surya Mimpi tak pernah berhenti memejam mata Membuka pintu sudah siang tak tahu malu raut
Oleh : A Syaifudin SMampirlah ke rak lemarikuEngkau akan tahu isi pakaiankuYang selama ini berbeda di gantungan jemurankuIsinya warna -- warni seperti
Oleh : A Syaifudin SDibunyikan seruling bambuOleh sang anak penggembalaDi bawah tarian pohon rindang ituAlunan musik menyatuSapuan angin kepada padi -
Baju yang tergantung sudah pucat warnanya Panas itu, dingin itu, sudah hanyut benang-benangnya Sampai kapan kita tak mau memakainya?