Oleh: Asfira ZakiaKau, aku, dan narasi amertaTentang cinta yang bernyawa,Cita-cita yang nyata.Tentang lika liku lukaHidup dan mati setelahnyaDalam mua
Ada kalimat yang tidak mampuDijangkau ruang dan waktu.Ada pemikiran yang tidak dapat ditahanKarena paradigma kebebasan tanpa batasan.Jika akhir skenar
Matematika manusia amat jauh berbeda dengan matematika Tuhan yang Maha Segala-Nya.Lebih dahsyat di luar nalar kita sebagai manusia biasa.Telah banyak
Karya : Asfira Zakia20.40 WIB saksi yang terbungkam dalam rintik hujan. Sepi yang merasai dibalik keramaian manusia yang lalu lalang hendak pulang dal
Tertuang dalam celah yang hampir patahAngka menjejak diatas jumantara yang terbelahDoktrin yang berpilin dalam teorema yang mengejewantahRenjana, bers
Biarlah bangku ini yang berbicara ketika lisan ini tak sanggup beretorika dengan rasa. Kutapaki asa di bingkai kata yang tak fasih mengeja. Kugoreskan
Resiprokal,Yang terpintal dalam segala ihtifal,Dalam dinding-dinding okultasi irasional,Bermuara dalam aliran akal,Semacam diferensial,Kaum feodalKau