ada bayang-bayang mengintai pada tikungan, diam-diam sesekali menyemai dupa-dupa pada meja altar berlapiskan tilam seribu bungadisekelilingnya, jiwa-j
sudahlah, mari kita mulai dari awal lagidan mari kita bicara tentang apa dan bagaimana cara mengakhiri masa laluwalaupun sesungguhnya masih sangat ing
pernahkah engkau menyempatkan diri untuk sekadar mengingat-ingat bayang-bayang di tubuhmu, di tubuh kita ketika malam itu kita menanggalkan beribu-rib
dinda, mungkin ini bagian yang paling tidak kau sukai bahwa diperjalanan telah banyak tikungan yang kita lalui lelakon demi lelakon pun menjadi pajang
ini sesuatu tentang lidahlidah yang menjilatlidah yang meleletlidah yang menjadi oknumakan tetapi, maaf, ini bukan tentang lidah buayaatau tentang lid
telah habis judul puisiku kuratapi judul-judul yang pernah adasesekali kusempatkan mampir menengok judul-judul lamakuada judul yang mencerca, kucercaa
ada luka perih nyeri dirasa ada darah meleleh menetes dari nadi bahwa ini tentang luka, tidak sekadar luka atau sebagaimana luka-luka lainnya luka yan
nak,selamat pagi siang dan malam kusapa hatimu dengan penuh cinta, tulussetulus hati pagar-pagar nyawa yang membiarkan darahnya mengalir demi tegaknya
kisah apa lagi yang mesti kutuliskan tentangmu duhai perempuan yang telah membunuh malam?bukankah cerita yang pernah kutuliskan pada dinding yang tela
Ini rumah kita,tempat kita berbagi sendawa dalam senyawa semesta kecil memainkan dawai-dawai, menderu, bersama seakan tak akan lekang oleh masa.Kita r
namanya memang mpok emontak asing terdengar di telinga siapapunkerjanya wira-wiri di istana para raja-rajapokoknya raja apa saja, raja siapa sajamau u
dia, telah dituliskannya namanya pada pakta-pakta kaum lelaki yang dengan sengaja digantungkannya pada dahan-dahan kambojadi tanah merah di kompleks p
plong, akankah terasa plong atau inikah bagian akan adanya ke-plong-an padahal yang terasa ada plung plong, plungah, plung yang menipu plo
( i )(rindu pada beberapa malamku yang telah lewat semakin menghamparkan bulirbulir renjana, tak sengaja mencatatkan waktunya pada ruang yang membatu)
: hari ini masih ada bergantang-gantang darah yang tersiram-siram, di sana mestikah kuaminkan lalu mengulang-ulang rapalan mantra-mantra anti keh
ini tentang jiwayang menunggu dipanggildalam hitungan angka tak hinggaadalah mungkin suatu kebenaranjika jiwa memang cuma titipanuntuk dipahami bagi j
di tanah yang tergusuranak-anak itu ikut tergusur dari hidupnya; dari sekolahnyajangan tanya tentang kepedulian atau berbicara tentang rasa kemanusiaa