Telah menapak di akhir bulan iniTak kusangka akan terlewati juga masa 31 hariJanuari penuh artiDi bulan yang sungguh bermakna bagi diriPernah ada tang
Bahwa ternyata dia adalah bukan sosok yang seharusmya kukagumi
Tanda tanya di akhir kata persis sama dengan hatiku kiniPenuh tanya pada berbagai peristiwa yang menggangguBagaimana ini bisa terjadiSangat nyata sung
Seandainya tidak pun Pasti ada maksud yang tersembunyi Benar Apapun topik utama dalam perjalanan ini, harus tetap kutempuhi dalam satu keyakinan
Ternyata tak semudah itu mencintaimuKata orang itu akan menjadi lebih sulit karena siapa kamuAku dalam diam yang dingin berkata-kata pada relung kalbu
Iya jarak dua hati yang saling memisahkan diri Itu sia-sia saja
Dia dan hanya dia yang mampu bertahan lama di hati, sangat lama menorehkan aneka kisah sendiri, kadang suka, tawa, pilu pun ada dalam buaian air mata,
Kadang aku mempertanyakan hal yang jelas jawabannya karena ada harap bedaKadang kenyataan berasa lebih pahit dari lopi tanpa gulaKadang masih saja ada
Dalam palungan di kandang domba Sang Raja yang Maha mulia
Betlehem kota mungil bersahaja Menjadi berarti karena lahirnya Juruselamat mulia bagimu dan bagiku juga
Natal menjadi moment bahagia bagi banyak orang Kristen dan Katolik di dunia. Apa yang membuatnya bahagia? Moment indah yang dirayakan bersama untuk me
Rasaku padamu bisa saja selamanya Seindahnya mimpi dalam ukiran angan semata
Pada saatnya sadar, menjauhiku hanya menyiksa dirimu sendiri Jadi jangan pergi lagi
Tulisan ini ditulis oleh Ari Budiyanti sebagai artikel ke-3.000 di Kompasiana. Salam literasi.