Konflik antara ajal dan angan ini seringkali menimbulkan pertanyaan mendasar: Bagaimana seharusnya kita menjalani hidup jika kematian
Sanggupkah aku menghindar dari lilitan itu & bertahan hidup?
Terperangkap dalam angan tanpa akhir,Aku merangkai doa dalam sunyi,Semoga suatu hari
Sukses walau di angan-angan,Menjadi nyata dalam setiap doa,Aku percaya, meski tak tampak,Mimpi akan
Tubuh penuh bilur dan darah pilihannya Seperti biji gandum yang memekar!
Puisi pendek tentang harapan seorang wanita kepada sang pujaan hati
Semua keinginan tak mudah direalisasikan, harus melewati perihnya kenyataan meski ada harapan dari hadirnya senyuman
Aku ya aku,angan-anganku adalah perjalanan untuk menuju mimpiku.
Kalau hidup ini sekadar mimpi, Mengapa kita berlarian dan bersusah payah?
Mimpi ku terus kupegang erat, Berjuang tanpa lelah, semangat berkobar.
Doa, harapan, dan semangat bersatu dalam indahnya pagi.
Ku tatap sepasang rembulan malamSang Kirana tanpa tamdingannyaKupu-kupu yang berterbanganMengekang dalam lamunan malamSelaksa luapan rasa di dalam dad
Mas, sepertinya saya mulai terperangah Dengan persoalan-persoalan
Bisakah kita mencintai tanpa pura-pura Bisakah kita melupakan tanpa luka Apa ini tidak berdarah tapi sakit
merasakan jenuh akan kehidupan yang tidak sesuai dengan keinginan, sukar menahan rasa sabar dan menunggu moment,tapi kamu kan bingung saat waktu tiba
Menjadi memori yang tak terhapuskan - sebuah puisi
Mari kita selalu ingat akan kematian dan manfaat yang dapat diambil darinya agar hidup kita lebih bermakna dan penuh dengan amal kebaikan.
Ku langkahkan kaki, menapaki jalan penuh rintangan, Bertekad merengkuh angan, meraih cita-cita idaman.
Membeku dalam kerinduan tak bertepi Pagi pagi gerimis bawa suasana syahdu