Aku bersama dengan Rahmat berjalan mengelilingi pasar untuk mencari bahan kebutuhan sehari-hari dan sebuah kado untuk Ratih.
Alangkah nyamannya melihat Ratih tersenyum dan bahagia, dia sangat menyayangi Rahmat.
Pagi ini aku masih merasakan kantuk, tak seperti hari biasanya.
Aku meminta pada penjual untuk membungkus bola itu dengan kotak dan dilapisi kertas kado. Dengan harapan, semoga Rahmat senang menerima kado ini.
Setelah ashar, aku mengantarkan Rahmat menuju tempat pengajian, yang berada di dekat lapangan sepak bola.
Hari ini merupakan hari yang bersejarah untuk Rahmat. Ia harus membiasakan diri untuk mandi pagi dan berangkat sekolah layaknya anak-anak yang lain.
Tubuhku kembali segar, ketika dibasuh oleh air yang cukup dingin. Kehangatan Mentari pagi menyinari dan menghangatkan tubuh ini.
Raja siang akan pergi ke peraduannya, suasana sekitar pemakaman sangat tenang dan hangat.
Pada sore hari yang hangat, aku berjalan menuju rumah Rahmat dan menawarkan diri untuk membiayai sekolahnya.
Semenjak keluar dan memutuskan hijrah dari kota menuju pedesaan, aku kurang mensyukuri hidup pada Tuhan dengan segala yang telah Ia berikan padaku.
Aku adalah seorang mantan asisten dokter, yang dikeluarkan, karena dinilai salah menangani pasien.
Saya tak ingat persis, kapan waktunya, dan apa nama kompetisinya. Yang saya ingat, kejadiannya sudah sangat lama - 6 tahun yang lalu, saat ada kompeti
Hari itu sejak pagi langit diliputi awan kelabu, mendung. Sepertinya akan turun hujan. Namun, sampai hari menjelang petang, hujan tak kunjung datang.
Anak jenius Indonesia – Kini sangat di perhitungkan di kancah dunia International berkat kemampuannya menciptakan beberapa hasil karya yang sangat m
Menurut warta dari DailyMail terbitan Jumat 26-07-2013, terungkap bahwa ternyata keajaiban si bocah sungguh membahagiakan sekaligus menjadi beba
Sahabat, Kita sering menuding seorang anak tidak pandai, pemalas, bahkan bodoh. Sebuah cap yang secara sadar atau tidak terucap berulang-ulang, s