Konflik dan Klaim di Laut Cina Selatan atas kedaulatan Indonesia harus dilihat dari beberapa aspek, bukan hanya militer namun dari aspek non-militer
Konflik di Laut China Selatan sangat berdampak buruk pada Keamanan dan Kedaulatan Wilayah Indonesia
Modernisasi peralatan militer Indonesia di Laut Cina Selatan menjadi topik yang mendapat perhatian signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Eskalasi konflik di Natuna Utara pada masa mendatang sangat besar, melalui program MEF, Indonesia berusaha terus menjaga eksistensi kedaulatan NKRI.
Jelajahi peran penting pertahanan maritim dalam menjaga kedaulatan Indonesia di tengah dinamika Laut Cina Selatan.
Ada tiga hal terpenting selain umur yang menjadi rujukan dan perlu dipastikan ketika pemerintah membeli alutsista.
Latar belakang Prabowo sebagai tentara juga berkontribusi terhadap performa dan pardigma berpikirnya dalam menyampaikan gagasan di debat kali ini.
masyarakat menuju generasi emas 2045 terletak pada capres yang memiliki visi jauh ke depan.
KRI Tuna-876 jadi Kapal Perang Indonesia yang baru untuk TNI AL, namun disamping itu kehadiran kapal ini juga punya makna tersendiri.
Perkembangan Alutsista Militer Sangat berperan Dalam menentukan kekuatan dan kedaulatan suatu negara
Mendeskripsikan secara ekspositori Museum Satria Mandala
Prabowo Subianto, melakukan pertemuan bersama dengan Menhan Italia, Guido Crosetto di Roma Italia.
Prabowo Subianto mengecek produksi alat utama sistem senjata (Alutsista) dari kualitas, jumlah produksi hingga kemampuan dari produk yang dihasilkan
Marinir di Indonesia pernah pada suatu masa terpisah dari Angkatan Laut dan menjadi angkatan sendiri mirip dengan yang ada di Amerika Serikat.
Korupsi adalah sebuah penyakit yang sulit di hilangkan dari seseorang, dimana akan merugikan orang lain.
Rusia dan Sudan mempunyai hubungan bilateral yang sudah cukup lama.
Satuan Radar 224 Kwandang terletak di Tomilito, Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo.
Kemajuan teknologi saat ini bisa menjadi kawan sekaligus lawan.
Kementrian pertahanan akan membuat 5 sarana dan prasarana pertahanan dengan bantuan dana dari pemerintah sebesar Rp. 746,62 miliar
CAATSA telah menjadi sebuah "Doktrin" bagi dunia internasional untuk tidak bertransaksi alutsista dengan Rusia. Namun, terdapat hipokritas di dalamnya