Pemikiran Tasawuf Rabi'ah al-Adhawiyah, Abu Yazid al-Busthami, al-Hallaj, al-Ghazali, dan Ibnu Araby
Sepanjang perjalanan hidupnya dengan pemikiran dan ajarannya di bidang tasawuf, ia sering keluar masuk penjara disebabkan oleh beberapa pemikiran
“Apakah kau tidak setuju bahwa dalam diriku, aku mempunyai semangat nubuat sebesar semangat yang dimiliki angsa-angsa? Karena angsa-angsa itu, ketik
Diskursus tentang eksistensi Allah SWT dan Tuhan dalam pemahaman yang sangat spektakuler justru datang dari Al Hallaj dan Sheikh Siti Jenar. Kedua tok
Lelaki itu mengajakku menuju area parkir di gedung jangkung. Kami menaiki eskalator menuju ke lantai atas, baru turun ke lantai berikutnya tempat mobi
***berkali kalian tanyakan tentang hidup tak pernah mati dan pesan apa yang pantas untuk kpsi dan la yalla mattalitti dari pada kisruh ribut terus a
Ada apa dengan Syekh Siti Jenar? Ada apa dengan Syekh Mansyur Al Hallaj ? Mungkin, sebagian yang lain tahu bahwa kematian Syekh Siti Jenar ada berb
Nun jauh di sana, ratusan tahun yang lalu di negri yang sekarang terkoyak; Iraq. Seorang yang haus pencerahan jiwa berkelana untuk mencari seorang Mu
Bagi Al Ghazali dan Al Farabi jiwa bukanlah sebuah entitas tunggal. Di dalam jiwa ada jiwa insani (berpikir), jiwa binatang dan jiwa nabati. Sedangka
Sunan Gunung Djati-Keur anu sok rajeun maca leuit ajaran tasaup mah ngaran al-Hallaj teh geus teu bireuk deui. Hiji supi nenggang taya babandingana an
"Tidak juga, hanya saja manusia tidak bisa hidup tanpa keinginan, kalau orang Jawa mengatakan hidup manusia tanpa pamrih. Bukan tidak bisa, teramat su