Di kamar Husna, tanpa sengaja kutemukan lagi surat Husna untuk neneknya yang ditulis beberapa tahun yang lalu. Kubuka dan kubaca lagi surat itu. Surat
Ayah Husna sudah bersama Husna di teras. Mereka bercengkerama seperti biasa. Melepas kangen antara ayah dan putrinya. Aku sendiri lebih memilih untuk
Ayah Husna masih saja ngambek. Tanpa alasan yang bisa masuk akal bagiku. Hanya karena aku berfoto dengan muridku dulu. Aneh bukan?Ya... Meski berpisah
"Ibu..., mana ayah?"Husna menemuiku di teras. Dia mencari ayahnya yang tadi mengobrol denganku. Aku tahu, dia masih kangen dengan ayahnya. Dia ingin b
Aku dan mas Mumtaz duduk di teras rumah. Ya...aku lebih senang kalau mengobrol dengannya di teras. Mas Mumtaz pernah protes karenanya."Silakan saja ma
Hari ini aku diamanahi untuk mendatangi Sosialisasi Gunungsewu UNESCO Global Geopark oleh Kepala Sekolah. Sosialisasi ini sebagai lanjutan dari sosial
Husna saat ini duduk di kelas VI. Sudah lama juga aku hidup bersama putri cantikku yang kini sudah semakin cantik. Dia tetap bahagia meski orang
Malam Minggu ini Husna bersama ayahnya. Aku belum mengaminkan untuk diajak ke rumah keluarga mertuaku. Aku tak tahu, aku masih pantas menyebutnya mert
Kotak beserta cincin itu masih kupegang. Ayah Husna yang memberikan untukku setelah dugaanku keliru. Kuduga kotak cincin itu ditunjukkan padaku untuk
Ayah Husna dan Dino akhirnya bertemu. Dino ingin bertemu Intan ---istri ayah Husna--- dan anaknya. Mereka bicara empat mata. Aku sendiri tak mau terla
Ayah Husna tertawa lepas. Aku menjadi salah tingkah sendiri karena pertanyaanku, tentang perasaannya ke anak istrinya. Dia menilaiku cemburu. Ah
"Kapan akan kau ceritakan tentang lelaki itu padaku, Put?"Sebuah pesan masuk dari ayah Husna setelah sekian bulan kublokir. Semenjak ayah Husna menika
Di rumah, setelah selesai berbelanja keperluan outbound Husna, aku dan ayah Husna berbincang di teras. Husna sendiri sudah tidur sedari tadi ketika da
Kujauhi Irawan demi Husnaku. Aku trauma kalau Husna menghilang lagi. Meski kemarin sebenarnya dia tak menghilang. Dia mengantar seorang nenek tapi kar
Aku masih bertahan. Aku ingin berada di pantai ini sendirian. Sementara ayah Husna terlihat galau dan letih. Kubiarkan dia memutuskan sendiri untuk be
Aku merasa putus asa. Mencari putriku yang menghilang, malam hari seperti ini. Sedih, kacau, pilu. Rasanya dunia menjadi gelap. Tak kupedulikan h
Entah mengapa akhir-akhir ini aku begitu memikirkan rekan kerja baru di kantor. Sosok laki-laki, perjaka, namun sering memberikan perhatian kepadaku.
"Ibu, pulang diklat kapan dan pukul berapa? Husna sudah kangen..."Putriku mengirimkan pesan itu siang ini. Memang beberapa hari ini dia tinggal bersam
"Ibu, ayah tadi kirim salam buat ibu..."Husna menyampaikan pesan itu ketika kami merapikan ruang tengah. "Ya. Wa'alaikum salam..."Kutimpali pesan
Menjalani hidup bersama Husna, putriku, setelah enam tahun lebih dipisahkan, sungguh membuatku bahagia, haru. Tak ada yang bisa menggambarkan kebahagi