Anak kecil ituSebelum isteriku mengandungnyaAku tidak tahu akan apa jenis kelaminnyaDan Tuhan mengabulkan permintaankuSeorang anak perempuan-Anak keci
Nak,Berjalanlah pelan dan jangan tersesaKarena sangat banyak jal yang tidak boleh kita lewatkanTengoklah sesekali kira-kanan depan-belakangKamu harus
Angsa dan anakku, bermain di depan kandangSaling kejar memutar-mutar di halaman belakangKetika angsa dikucingkan, anakku tertawa senangDan ketika angs
Anakku,Sehangat matahari pagi dan selembut puisi kasihku padamu yang tak akan ada ujungnyaEngkau yang kini baru mulai belajar berbicara pastinya belum
Malam 17 Safar 1436 HijriahAku merasa ada 17 purnama di langit padahal kala itu hujan tak henti dan listrik padam sepanjang hari. Anak pertamaku menci
Januari jam tiga pagi Angin di luar rumah kedinginan Batuk-batuk dan meriang Diselimutkannya embun Beku matanya menatap fajar Ayat suci membela
Akhir tahun awal bingung Bagi yang tak punya mimpi Tolong sampaikan wahai burung Bahwa aku sedang menanti Akhir tahun awal baru Banyak asa dan
Peri hujan jatuh di sepertiga malam Dalam sujud yang gelap Airmata mengalir di atas genting Peri hujan menangis di kali pertama Ketika puisi me
Saat tangismu memecah senja Seketika letihku luluh lantak Berhamburan seperti masa lalu Saat senyummu menyilet sore Seketika lelahku amburadul
Aku mendengar adzan dari mulut senja Lantunannya melesap ke palung hati Memenuhi segala ruang di dalamnya Aku lihat maghrib sayu di matamu Aku
Dunia menipu raga Terseok di atas tanah Merengek kepada masa Tuhan pun begitu Sesungguhnya diri Menggantung antara langit Dan munafik Berdiri t
Takdir berlari ke ujung DesemberDituliskannya hari demi hariDi wajah JanuariAku menanam airmata sunyi Di bulan pertama,Aku terlahir sebagai puisiYang
Kupanggil namamu Airaa, anak pertamaku yang paling kutunggu. Cinta padamu, anakku, melebihi besar dunia yang kuatas namakan Dia yang telah memberikanm