Aku tiap hari tidur pagiSebab malamku dihabiskan menulis puisipas ditanya tetangga "kerjamu memangnya apa, tiap hari tidur pagi bangun sore ?"Terus ku
Dan rindu yang tuli di tengah-tengah persimpangan antara hidup dan kematianDan hidup yang meronta-ronta memintal narasi menjadikannya ketiadaanDan mat
Riwayatmu kini...Riwayatmu kini.....Riwayatmu kini.......Di mata ekonomi; kaulah investasiDi mata politik; kau hipokritDi mata kebudayaan; kau sandiwa
Saya "Abidin", mahasiswi aktif di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Fakultas ilmu sosial dan politik. Pada bulan Januari 2020, saya telah menjalankan
ELEGI KECOAABIDINPak tani mengasuh padiPadi dipanen tak tau maluSemakin berisi semakin merundukSudah merunduk dibawa benaluDasar tengkulak tak tau mal
Lentik jariku memaknai bisuKalau saja tadi malam hujan mengguyur, aku akan segera tertidurBurung burung itu hanya bernyanyi, tapi nadanya payauJuga su
Pagi yang sudah melipat jarak antara kenangan masalalu dan palung massa dimana aku berpijak, aku hidup diantara tanya semesta yang melukis kisah dari
Marah bukan berarti memerahMemerah bukan berarti resahResah belum tentu berubahBerubah belum tentu merebah--------Bersimbah pada arahLengkung waktu di
Riuh getir tersorak sorai di sekelilingkuMenggangguku yang sedari tadi duduk terdiam dikursi dengan lembaran bait kertasSuara pena jatuh, suara kertas
Kita disini tengoklah sesaatResapilahPahamilahKita dibatas kemalut sudi bersaksiBersandar pundak merajut mimpi mimpi kelamAku tidak akan pernah
Disini bersamamu menatap kearah berlawananAku menghadapmu kau membelangikuAku heranMengapa kita duduk dalam sandaran yang bertolakanSurat kecil itu ad
tatap aku, lihat badanku yang mulai lusuhbagai kelopak sayup di ujung dahan ia kerontanglama tak tersirami rintik hujan tak nampak indah bukan?ta
Aku mencintaimu lewat rasa yang tak bisa ku hempas pada bimbang, ketakutan yang membuatku menjadi boomerangMenatap malam tanya bintang memecah gulita,
Pagi, begitu ku safaAda jujur yang musti diutarakan dengan keberanian, makna yang di tarik dari sajak sajak para jelataAda langkah yang musti terus di
Semesta selalu punya cara untuk bicara, tentang kamu sekalipun. iya membelai lembutku lewat angin dan bersenandung lewat hujan, alangkah damai suasana
Disini aku tak akan menulis sajak sajak bijaksana, tak akan berkata kata liarSudah terlalu usang rasanya, jika kata kata tak ubahnya hanya senjata tum
Aku tak bisa mengantarmu sejauh itu, sebab kakiku terlalu renta untuk berjalan ~Aku tak bisa membawamu kemanapun kau mau, sebab kehendaku tak memberi
Senja yang mulai beranjak, mentari yang mulai bersembunyi dibalik deretan semestaMenghela nafas sesaat, mengisi lamunan dengan narasimu.Di tepian janj
Bagaikan pagi yang singgah , cita yang sudah sampai sidratul muntaha, cinta yang hidup dikidung asmaraMawar merekah dibawah lembayung purnama, sungguh
Disini surga nya para bedebah,air dan sumber daya jadi bahan penyangga kerakusan Disini surganya para bedebah, dimana manipulasi hidup diantara k