Tulisan ini adalah babak akhir dari "Merayakan 500 Artikel: Sebuah Pesta Kecil-kecilan untuk Kalian". Akhirnya sebuah ide tercetus jelang kelahir
Namanya Lastri Adriastuti, beliau tinggal rumah sebelah kami walau masih satu pekarangan. Bulek Lastri tinggal sendirian di rumah itu, kadang-kadang s
Kabar itu tiba lebih cepat dari yang dapat kubayangkan.Lis menggamitku. Bertenaga. Lebih mirip bila disebut mencengkeram. Dengan tarikan memaksa, ia m
Pada sebuah kesunyian balkon rumah, purnama sedang megahnya memancarkan sinar. Udara malam itu berderu akan segala kenangan. Dingin merangkul ingatan,
Kemanakah Listia? Sejak bertemu Milo, dia seakan tenggelam. Aku mencoba sekadar melihat setitik kasih di matanya. Tak ada sama sekali. Musnah! Aku bin
Aku tak mengenalnya secara pribadi. Namun aku begitu mengagumi sosok laki-laki berbaju biru. Aku perhatikan dia memang sering berpakaian warna biru. A
Ada janji yang belum tertunaikanDan Markobar masih setia menungguBegitu juga dengan bulanYang harusnya ada ketika ituMenemani hingga pagi menjelangMen
Tiba pada 26 Maret.Seperti janjiku diawal, tanggal ini adalah batas waktu maksimal.Tepat sebelum senja turun, sebelum langit sore yang biasanya mendun
Aku baru saja tiba di tempat bus kota biasa lewat mengambil penumpang ketika satu jip tentara berhenti tepat di sampingku."Nak, mau ke parkir timur ya
dari hati yang beningaku pintal sebuah pengharapanpada langit yang kan memayungi cinta kitaaku petik melati putihkurangkai indah bersama rindukumeski
Kemarin berselisih, hari ini kembali menjadi kekasih. Esoknya siap-siap saja kalau ada yang tersisih. Maklum, sedari awalnya memang tak pernah jelas,s
Aku berada di ruang bersuhu 40 drajadKetika tantanganmu berfiksi termaklumatKujawab ya walau tenggorokan tercekatTak mungkin lagi rayuku buatmu terpik
Tak pula kuhirau Mardi yang mengajuk di pinggir gerbong sambil mencekik topi miring. Tak mesti hirau tawaran Mami Anna dengan persekot menggiurkan. Se
Pikiran tak senonoh itu mendadak muncul lagi. Selalu saja begini ketika Risa ada di sisiku. Mungkin karena faktor umurku yang hampir berkepala tiga, j
Di sebuah ruangan terlihat seorang gadis sedang duduk, rambutnya terurai panjang bagaikan nyiur di pantai yang melambai-lambai. Pandangannya tertuju p
angit seakan tersenyum.metekah hari ini.Inspirasi bagiku penyuka fiķsi.Sekedar buah tangan di perayaan ultah Listhia.Tiadalah seindah puisi
Kelak lewat bianglala dia akan menitip pesan padamu, "...Hujan tidak datang untuk mengundang kesedihan. Justru dari sana ada banyak doa yang bisa kamu
Kau adalah kata yang belum sempat ku sampaikanMengalun dalam pikiran, membentuk suatu hari cerah dimana aku biasa bermain di sanaBunga mekar bersamaan
Kulihat perempuan usia 27 tahun itu begitu cantik. Dengan kebaya putih, jarik sidomukti dan berjilbab putih tampak anggun. Aku akan segera menika
Aku juga sering merasa bahwa ternyata aku memang menyebalkan. Banyak maunya seperti maunya diberi kabar duluan bukannya malah disuruh jadi yang pertam